Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjalin kerja sama pengembangan produk batubara dengan PT Pertamina. Kedua emiten pelat merah ini juga bermitra strategis dengan Air Products, perusahaan berbasis di Amerika Serikat (AS) yang pada tahun 2018 mengakuisisi paten atas teknologi gasifikasi batubara Shell.
Ketiganya, PTBA, Pertamina dan Air Products and Chemicals Inc, menandatangani kerja sama untuk gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME) dan synthetic natural gas (SNG), di Allentown, AS pada Rabu (7/11/). Rencana usaha gasifikasi batubara yang ditandatangani di Allentown ini berlokasi di Mulut Tambang Batubara Peranap, Riau.
Arviyan Arifin, Direktur Utama PTBA mengatakan hilirisasi yang dilakukan PTBA ini diperkuat dengan sumber daya batubara sebesar 8,3 miliar ton dan cadangan batubara sebesar 3,3 miliar ton. Salah satu produk hasil hilirisasi batubara ini adalah DME, yang ditujukan sebagai substitusi LPG. "Pabrik gasifikasi di Peranap ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2022. Kapasitas pabrik yang akan didirikan dengan kapasitas 400.000 ton DME per tahun, dan 50 mmscfd SNG," kata Arviyan, Kamis (8/11) dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan, kerja sama Pertamina dengan Bukit Asam serta Air Products adalah langkah strategis bagi semua pihak, untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional, melalui pemanfaatan DME dan SNG. “Sekitar 70% LPG masih diimpor, tahun 2017 Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7 juta ton LPG. Pabrik gasifikasi batubara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional,” papar Nicke.
Lanjut, kerjasama dengan PTBA dilakukan guna optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam nasional. Pertamina dan PTBA merupakan dua perusahaan BUMN besar di Tanah Air. Sejalan dengan hal tersebut, kerjasama ini mencerminkan pemanfaatan energi dari dalam negeri untuk masyarakat Indonesia.
“Kami sebagai pemilik teknologi gas industri seperti syngas dan DME, sungguh-sungguh akan berinvestasi di Indonesia dan menjadi bagian penting dari berdirinya industri dengan teknologi upstream menghasilkan syngas dan kemudian diolah melalui teknologi downstream baik untuk batubara maupun petrochemical” kata Seifi Ghasemi, Chairman, President & CEO Air Products.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News