Reporter: Putri Novita T,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kondisi bursa saham yang sedang memburuk belakangan ini dijadikan momentum oleh para emiten untuk menggelar aksi buyback atau pembelian kembali saham. Hal yang sama berlaku bagi PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). Aksi korporasi ini juga sesuai dengan permintaan pemerintah, selaku pemegang saham pengendali produsen batubara tersebut.
Eko Budhiwijayanto, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan pihak manajemen belum menyusun rencana pembelian kembali saham. Sebab, masih menunggu hasil pembahasan di level komisaris. "Kami masih harus menunggu hasil rapat para komisaris besok," katanya kepada KONTAN, hari ini (22/9).
Namun, Eko tidak berani memastikan apakah rapat Dewan Komisaris besok akan memutuskan pelaksanaan buyback. Yang jelas, dalam dua bulan terakhir harga saham Bukit Asam terus melorot. Pada 1 Juli lalu, harga saham masih berada pada levelĀ Rp 17.000 per lembar, yang merupakan level tertinggi sepanjang tahun ini.
Namun, gara-gara bursa anjlok, harga sahamnya sempat jatuh ke level Rp 8.350 per saham pada 16 September lalu. Sedangkan hari ini, harga saham bersandi PTBA ini turun 3,81% menjadi Rp 10.100 per saham. Bila dihitung dari titik tertinggi sekitar tiga bulan yang lalu, harga sahamnya sudah anjlok 40,58%.
Menurut Eko, PTBA saat ini masih fokus menggarap beberapa proyek hingga akhir tahun ini. Di antaranya, akuisisi pertambangan batubara di Kalimantan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sumatera Selatan.
Memang, PTBA telah mengakuisisi 51% saham perusahaan tambang batubara PT International Prima Coal, pada bulan Agustus lalu. Nilai transaksinya mencapai US$ 17,85 juta atau sekitar Rp 164,22 miliar.
Meski begitu, kata Direktur Keuangan PTBA Dono Boestami, perusahaan masih membidik beberapa tambang batubara lain. "Beberapa ada di Kalimantan dan di Sumatera Selatan," imbuhnya. Dia enggan menyebutkan identitas tambang yang dibidik PTBA, termasuk dana yang dianggarkan untuk membiayai hajatan tersebut. Yang jelas, setidaknya ada lima tambang batubara yang sedang dijajaki buat diakuisisi.
Menurut Dono, saat ini rencana tersebut masih dalam tahap uji tuntas alias due diligence. Selain itu, PTBA tengah mengkaji skema akuisisinya, apakah bisa juga berbentuk perusahaan patungan atau joint venture. "Kami berharap proses ini bisa rampung dalam tahun ini," ujarnya. Sekadar tambahan informasi, Bukit Asam ingin meningkatkan produksi batubara yang hingga kini masih sekitar 10,5 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News