Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) masih menimbang-nimbang untuk membangunan pabrik fruktosa baru di Jawa Timur pada awal tahun 2018 ini. Sebelum membangun, perseroan ini ingin memastikan pasar tapioka dan pemanis atau sweetener baik di dalam maupun luar negeri bisa stabil.
Direktur PT Budi Starch & Sweeteneer Tbk, Mawarti Wongso mengatakan, kalau produk impor banyak dan menyebabkan kelebihan pasokan, hal tersebut bisa menyebabkan harga produk menjadi murah alias turun. "Kalau seperti itu tentu kami bisa postponed (menunda) dulu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/1).
Sebelumnya BUDI dikabarkan bakal menambah satu pabrik fruktosa berkapasitas 36.000 ton per tahun di Jawa Timur. Investasi pembangunan pabrik tersebut berkisar di Rp 41 miliar. Saat ini BUDI telah memiliki 15 pabrik tapioka dan empat pabrik sweetener dengan kapasitas terpasang sekitar 800.000 ton per tahun.
Mawarti mengatakan, bisnis tapioka dan pemanis BUDI masih terus bertumbuh. Harga produk mengikuti harga bahan baku yakni singkong yang mengalami kenaikan di akhir 2017.
Namun Mawarti menegaskan, perusahaannya juga waspada kalau harga bahan baku turun. Faktor utama yang menyebabkan penurunan harga yang paling utama ialah cuaca buruk yang mengganggu masa tanam singkong.
"Selebihnya bisnis BUDI masih sangat menjanjikan apalagi di tengah konsumsi masyarakat menengah akan produk consumer goods tengah meningkat," terang Mawarti.
Untuk perolehan pendapatan di 2017 Mawarti memaparkan bahwa target Rp 2,5 triliun di 2017 telah tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News