Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Krisis pasar finansial global kini sudah menghantui banyak perusahaan. Tapi, PT Buana Finance Tbk (BBLD) telah memasang kuda-kuda untuk terus menghadapinya. Rencananya, tahun depan perusahaan pembiayaan ini akan menjaminkan sebagian atau seluruh harta kekayaannya untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan.
Saat ini, Buana Finance tengah melakukan penjajakan untuk mendapatkan kucuran pinjaman bank. Direktur Utama Buana Finance Eko Santoso Budianto mengatakan, perusahaannya berencana mencari pinjaman sebesar Rp 800 miliar. "Kami sudah menjajakinya ke dua bank asing," kata Eko.
Tapi, dia tidak bersedia membuka identitas kedua bank tersebut. Yang jelas, Buana Finance menilai, pinjaman bank merupakan opsi pendanaan yang terbaik dalam situasi saat ini. Buana, misalnya, tentu tidak bisa menerbitkan obligasi di tengah kondisi pasar modal yang tidak kondusif. "Market sedang susah," ujar Eko.
Untuk mendapatkan pinjaman bank, Buana Finance akan menggunakan surat tagihan ke nasabahnya sebagai jaminan kredit. Menurut Eko, nilai jaminannya mencapai 110% dari total pinjaman yang akan diperoleh perusahaannya. "Penjaminan menggunakan surat tagihan adalah hal wajar jika ingin mendapatkan pinjaman," imbuhnya.
Selain menjajaki dua bank asing, Buana Finance telah mendapatkan pinjaman dari dua bank lokal untuk membiayai ekspansi pada 2009. Pinjaman itu berasal dari Bank Niaga dan Bank Danamon sebesar Rp 125 miliar. Sedangkan bunganya sebesar 17% dengan jangka waktu pinjaman tiga tahun.
Meski begitu, Buana Finance akan hati-hati dalam menggunakan duit itu dan tidak akan mencairkannya sekaligus. Eko bilang, perusahaannya baru menarik duit pinjaman itu jika membutuhkannya. Maklum, tingginya suku bunga bisa menyulitkan BBLD dalam menjaga likuiditas. "Suku bunga saat ini sangat tinggi, jadi akan diambil kalau butuh saja," ujarnya.
Buana Finance akan mengggunakan seluruh pinjaman itu untuk membiayai ekspansi usahanya tahun depan. Buana Finance menargetkan akan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1 triliun. Sejatinya, jumlah ini lebih rendah 20% dari target pembiayaan pada tahun ini. "Karena krisis, targetnya turun," kata Eko.
Memang, gara-gara krisis, kinerja Buana Finance ikut terpukul. Laba bersih yang masuk ke perusahaan ini hingga akhir kuartal ketiga lalu sebesar Rp 46,12 miliar. Jumlah ini lebih kecil dari pencapaian pada periode sama tahun lalu, yaitu Rp 61,89 miliar. Sedangkan target pembiayaannya Rp 1,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News