Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Naiknya suku bunga acuan perbankan alias BI rate dan adanya aturan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) membuat emiten properti tak memiliki target bisnis terlalu tinggi.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) salah satunya yang enggan mematok tinggi target pra penjualan alias marketing sales tahun Kuda ini.
Hermawan Wijaya, Sekretaris Perusahaan BSDE menargetkan, tahun ini perusahaan hanya menargetkan marketing sales sebesar Rp 5,5 – Rp 5,7 triliun. "Tahun ini mungkin masih stabil (pertumbuhan), karena melihat faktor pembiayaan KPR yang lebih sulit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," sebut dia, Senin (27/1).
Sedangkan konsumen properti milik perseroan tahun depan diproyeksikan masih di dominasi pembeli yang menggunakan KPR. Sedangkan sisanya, "saat ini mulai banyak membeli dengan cara cicilan bertahap atau tunai keras,” jelas Hermawan.
Sekadar gambaran, kinerja marketing sales perseroan tahun 2013 lalu disokong oleh penjualan an-organik, yang didukung proyek kerjasama dengan dua mitra asing, seperti Hongkong Land, AEON Mall Jepang, dan Dyandra.
Reza Nugraha, analis MNC Securities menilai, pertumbuhan marketing sales yang flat terbilang wajar. Lantaran kebijakan Bank Indonesia menghambat laju pembelian properti tahun ini.
"Kalau dilihat umumnya, sekitar 70%-80% konsumen menggunakan KPR. Dengan adanya kenaikan KPR dan suku bunga, maka akan menekan pembelian perumahan," jelasnya. Apalagi, yang dibatasi adalah kredit untuk rumah kedua, yang notabene membuat investor untuk mengerem.
Sementara, segmen pasar BSD merupakan kelas menengah atas, sehingga akan berdampak pada pengurangan jumlah pembeli yang berminat untuk investasi properti. Akan tetapi, Reza memberi rekomendasi buy untuk saham BSDE dengan target Rp 1.700 per lembar saham. Senin (27/1), harga BSDE ditutup melemah 6,94% menjadi Rp 1.340 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News