Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memprediksi kinerja emiten kimia bisa tumbuh, namun dengan level yang masih terbatas. Sebab, bisnis emiten kimia akan tergantung pada stabilitas rantai pasok industri manufaktur serta fluktuasi harga komoditas energi.
"Kinerja di akhir tahun diperkirakan akan ada perbaikan. Tetapi tetap harus dilihat dari faktor geopolitik, perkembangan ekonomi global, dan supply dan demand dari pasar domestik," kata Vicky.
Vicky menyoroti kinerja BRPT yang bisa lebih unggul dengan lonjakan laba bersih signifikan. Menurut dia, capaian dan prospek BPRT terangkat oleh bisnis yang lebih terdiversifikasi, seperti dari segmen energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Kantongi Pendapatan US$ 1,66 Miliar
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani sepakat, segmen EBT dan ekspansi yang dilakukan BRPT akan memoles prospek bisnisnya secara jangka panjang. Hal ini akan menambah daya tarik bagi saham BRPT di mata investor.
"Ada sentimen positif yang berpotensi mendongkrak saham di masa depan," ujar Arjun.
Arjun pun menyematkan rekomendasi buy saham BRPT dengan target harga di Rp 1.370. Selain itu, saham ESSA masih layak koleksi dengan target harga Rp 685. Tapi, Arjun menyarankan cutloss jika turun menembus Rp level 560.
Baca Juga: Bukan BREN, Ini Saham Dengan Persentase Kenaikan Terbesar Saat IHSG Turun 1% Sepekan
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan speculative buy untuk saham ESSA dengan support di Rp 550, resistance Rp 615 dan target harga pada Rp 655. Rekomendasi lainnya, buy on weakness BRPT mencermati support Rp 995, resistance Rp 1.115, dan target harga di Rp 1.240.
Sementara untuk saham TPIA, Herditya menyarankan wait and see. Sedangkan Vicky menilai saham TPIA dan ESSA layak dipertimbangkan untuk sell terlebih dulu. Tapi Vicky sependapat, saham BRPT masih menarik dikoleksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News