kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRMS mulai membayar sebagian utangnya


Jumat, 28 Juni 2013 / 13:55 WIB
BRMS mulai membayar sebagian utangnya
ILUSTRASI. Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Beberapa waktu yang lalu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan niatnya kepada otoritas bursa untuk melunasi utang valuta asing senilai US$ 436,41 juta. Saat itu manajemen mengklaim, bisa melunasi tunggakannya senilai US$ 100 juta sampai jangka waktu Juni 2013.

Hingga hari ini, manajemen membuktikan pernyataan itu dengan melunasi tunggakan tersebut. Akan tetapi, untuk tunggakan sisanya sebesar US$ 336 juta, BRMS belum melakukan transaksi sedikit pun.

"Memang belum ada transaksi apapun, karena kami mendapat extension hingga September nanti," tukas Herwin Hidayat, Investor Relation BRMS, seusai kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRMS, Jumat (28/6).

Pada kesempatan yang sama, Ari Hudaya, Komisaris Utama BRMS, menjelaskan, utang US$ 336 juta itu merupakan tagihan pinjaman yang diperoleh dari Credit Suisse. Sembari menunggu jangka waktu perpanjangan, manajemen sedang melobi kreditur apakah nantinya tunggakan itu bisa diperpanjang atau manajemen mengambil opsi refinancing.

Jika BRMS mengambil opsi refinancing, maka kemungkinan akan dilakukan roll over utang itu ke kreditur lain. "BRMS juga bisa melakukan pembayaran dengan dividen dari Newmont Nusa Tenggara," imbuh Ari.

Sekadar informasi, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) merupakan anak usaha dari BRMS yang bergerak di sektor tambang emas. BRMS memiliki 24% saham NNT, sementara sisanya dimiliki oleh PT Multi Daerah Bersaing yang juga terafiliasi dengan BRMS.

Herwin menambahkan, BRMS juga memiliki tunggakan pinjaman dari bank asal Jepang, Bank Nomura, senilai US$ 8 juta. "Tapi untuk yang ini tidak masalah karena baru akan jatuh tempo pada 2016 nanti," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×