kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

BRI Danareksa Sekuritas Kerek Proyeksi Kinerja INCO, Begini Penjelasannya


Senin, 18 September 2023 / 18:41 WIB
BRI Danareksa Sekuritas Kerek Proyeksi Kinerja INCO, Begini Penjelasannya
ILUSTRASI. Karyawan menyiapkan nikel kering yang akan dikemas sebelum diekspor di pabrik pengolahan milik PT VALE Indonesia di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). ANTARA FOTO/Jojon/Spt.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mampu mencetak kinerja positif di tengah normalisasi harga nikel. Diperkirakan tren positif perseroan akan berlanjut hingga akhir tahun.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan, kinerja INCO cukup kuat di semester I 2023. Hal ini terlihat dari pertumbuhan laba bersih mencapai US$ 168 juta atau naik 12% secara tahunan (YoY).

"Hal ini berkat peningkatan pendapatan dari volume penjualan yang lebih tinggi selama periode ini," tulisnya dalam riset, Selasa (1/8).

Hasan menerangkan, angka tersebut berada di atas estimasinya atau mencapai 63,7%. Sementara dari konsensus mencapai 62,7%.

Baca Juga: Margin Diramal Membaik, Saham MBMA dan NCKL Jadi Top Picks di Sektor Tambang Logam s

Dari pendapatan, INCO mencetak pertumbuhan 16,7% YoY menjadi US$ 659 juta meskipun ada sedikit penurunan rata-rata harga jual (ASP). Sehingga, margin tertekan secara keseluruhan karena realisasi ASP yang lebih rendah di semester I 2023 dengan margin kotor 33,5% dari 36,9%, EBITDA 42,9% dari 48,7%, dan neto 25,6% dari 26,7%.

"Secara kuartalan (QoQ), INCO mencatatkan penurunan pendapatan 18,6% dan laba turun 28,3% karena penurunan ASP yang cukup signifikan," paparnya.

Adapun INCO merealisasikan ASP sebesar US$ 19.836/ton pada semester I 2023 atau turun 5,1% YoY. Sedangkan untuk kuartal II 2023 ASP turun 15,1% menjadi US$ 18.400/ton.

Namun demikian, INCO juga mampu menurunkan biaya tunai di kuartal II 2023 sebesar 6,6% QoQ menjadi US$ 10.297/ton. Sehingga menghasilkan marjin tunai sebesar US$ 8.103/ton di kuartal II, atau lebih tinggi dari angka yang dicapai oleh perusahaan sejenis di sekitar US$ 3 ribu/ton.

Hasil positif tersebut tak lepas dari pemulihan tambang yang membaik. INCO mampu mempertahankan produksinya mencapai 33.691 ton, tumbuh 27,6% YoY di semester I 2023 atau mencapai 48,1% dari target 2023 sebesar 70 ribu ton.

"Kami percaya INCO dapat mencapai target produksi karena tidak ada kegiatan pemeliharaan di kuartal IV 2023," kata Hasan.

Ia pun meningkatkan proyeksi laba bersih 2023 sebesar 14,8% menjadi US$ 287 juta, didorong estimasi penurunan harga minyak menjadi US$ 80/bbl pada 2023. Pendapatan juga ditingkatkan menjadi US$ 1,36 miliar atau naik 4,8% dari proyeksi awal sebesar US$ 1,3 miliar.

Baca Juga: Harga CPO Dalam Tren Menurun, Berikut Saham Rekomendasi Analis

Meski demikian, BRI Danareksa mempertahankan target harga INCO. Hasan menilai akan ada overhang jangka pendek pada harga sahamnya karena divestasi yang diperkirakan akan selesai pada semester II 2023.

"Kami mempertahankan target harga kami di Rp 8.500 dan menegaskan kembali rekomendasi buy INCO," tutup Hasan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×