kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.369   -30,00   -0,18%
  • IDX 6.593   -43,34   -0,65%
  • KOMPAS100 950   -13,25   -1,38%
  • LQ45 740   -10,59   -1,41%
  • ISSI 206   0,40   0,20%
  • IDX30 385   -5,86   -1,50%
  • IDXHIDIV20 462   -8,29   -1,76%
  • IDX80 108   -1,49   -1,36%
  • IDXV30 112   -1,16   -1,02%
  • IDXQ30 126   -2,14   -1,68%

BRI Danareksa Pertahankan Rating Overweight Sektor Unggas, Berikut Ulasnnya


Senin, 10 Maret 2025 / 06:45 WIB
BRI Danareksa Pertahankan Rating Overweight Sektor Unggas, Berikut Ulasnnya
ILUSTRASI. BRI Danareksa memberikan rekomendasi overweight untuk sektor unggas


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya meningkatkan daya beli masyarakat, pemerintah meluncurkan insentif pajak penghasilan. Hal tersebut dipandang positif, kendati dampaknya relatif kecil bagi sektor unggas.

Analis BRI Danareksa Victor Stefano mengatakan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah meluncurkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 10 Tahun 2025. Aturan itu memberikan insentif pajak penghasilan (PPh DTP) bagi karyawan di industri alas kaki, tekstil dan pakaian jadi, mebel, kulit, dan barang dari kulit.

Pekerja yang memenuhi syarat harus memiliki penghasilan tidak lebih dari Rp 10 juta per bulan, atau Rp 500.000 per hari untuk pekerja harian, mingguan, atau kontrak. Insentif ini telah berlaku mulai dari periode pajak Januari 2025.

BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan, sebanyak 392.924 pekerja sektor industri memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif tersebut. Hal ini berdasarkan pada mereka yang memiliki gelar diploma dan sarjana atau 7% dari total pekerja yang bekerja di sektor industri yang memenuhi syarat untuk menerima insentif PPh DTP.

Para pekerja ini memiliki gaji bulanan rata-rata sekitar Rp 7 juta dan sudah menikah dengan satu tanggungan.

Baca Juga: Potensi Perbaikan Harga Hingga Peningkatan Permintaan Dorong Prospek Sektor Unggas

"Berdasarkan asumsi-asumsi ini, kami memperkirakan PPh DTP yang diterima oleh pekerja per individu sekitar Rp 1,2 juta, yang menghasilkan total insentif PPh DTP sebesar Rp 479 miliar per tahun," tulisnya dalam riset, Kamis (20/2).

Victor menilai, kebijakan tersebut positif. Hanya saja, ia berpandangan total insentif PPh DTP yang akan diimplementasikan masih relatif kecil untuk secara efektif mendorong peningkatan daya beli.

Dibandingkan dengan pasokan tahunan untuk daging ayam ras senilai Rp 131,8 triliun, dan dengan asumsi bahwa seluruh insentif PPh DTP dialokasikan untuk pembelian daging ayam ras, insentif ini hanya akan memenuhi 0,4% dari pasokan tahunan. Lebih jauh lagi, jika seluruh alokasi anggaran pemerintah digunakan untuk membeli daging ayam pedaging, maka alokasi tersebut hanya akan memenuhi 0,5% dari pasokan tahunan.

Karenanya, BRI Danareksa mempertahankan pandangan overweight sektor unggas. Pandangan itu didukung dinamika permintaan-penawaran yang lebih baik, kenaikan biaya pakan yang terkendali, dan valuasi yang murah.

Ia pun merekomendasikan buy untuk seluruh saham unggas yang dinaunginya, dengan MAIN dengan target harga Rp 1.900, JPFA Rp 2.800, dan CPIN Rp 6.700.

"Risiko terhadap rekomendasi kami adalah melambatnya permintaan, lonjakan biaya pakan, dan ketidakpastian dalam program pangan pemerintah," tutup Victor.

Selanjutnya: Arsenal Gagal Menang Lawan MU, Mimpi Juara Kian Pudar!

Menarik Dibaca: 5 Drakor Terbaik IU yang Baru Comeback di When Life Gives You Tangerines

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×