kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Brexit memudar, euro menguat atas dollar AS


Rabu, 29 Juni 2016 / 18:46 WIB
Brexit memudar, euro menguat atas dollar AS


Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. The Greenback merosot pamornya di hadapan euro. Terutama setelah sajian data yang kerap negatif menyudutkan mata uang Negeri Paman Sam ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/6) pukul 17.20 WIB pasangan EUR/USD terangkat 0,19% ke level 1,1086 dibanding hari sebelumnya. “Penguatan ini sifatnya hanya sementara,” kata Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures menanggapi pergerakan pasangan EUR/USD.

Dukungan datang dari rilis data ekonomi Eropa yang cukup positif. Prelim inflasi Spanyol Mei 2016 yang membaik dari minus 1,0% menjadi minus 0,8%.

Keadaan ini datang bersamaan dengan mulai meredanya ketegangan pasar global pasca Brexit. Yang mana seperti diketahui selama ini pelemahan euro datang dari kekhawatiran pasar akan Brexit dan imbasnya.

“Walau untuk jangka panjang bayang pelemahan masih tinggi akibat keluarnya Inggris dan Uni Eropa namun untuk sementara sentimen itu memudar di pasar,” tutur Nizar.

Di sisi lain, USD juga tengah koreksi. Pasca rilis data ekonomi yang terus negatif sejak akhir pekan lalu. “Stabilnya pasar global pasca memudarnya isu Brexit juga mengempiskan kekuatan USD yang beri ruang euro untuk unggul,” jabar Nizar.

Selain pasar juga sedang antisipasi pertemuan euro ekonomi summit. Apapun pendapat dan komentar mengenai prospek ekonomi Eropa akan jadi sorotan.

Maka karena itu diprediksi Kamis (30/6) penguatan EUR/USD masih berpotensi untuk lanjut. Sebab, sajian data ekonomi AS seperti index harga inti dari pengeluaran konsumsi pribadi Mei 2016 diprediksi stagnan. Sementara pendapatan dan pengeluaran pribadi diduga merosot dan penjualan rumah AS yang tertunda pun melambat.

“Jika dirilis sesuai ekspektasi maka USD akan kembali melemah dan euro bisa unggul tipis lagi,” ungkap Nizar. Walau memang euro bukan tanpa beban negatif, mengingat testimoni terakhir Mario Draghi, Gubernur European Central Bank (ECB) berisi potensi perlambatan ekonomi Eropa sekitar 0,5% akibat Brexit serta terbukanya peluang pelonggaran stimulus lanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×