Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) berencana menerbitkan surat utang alias obligasi senilai US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Perseroan akan segera meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dalam waktu dekat.
RC Eko Santoso Budianto, Direktur Utama BRAU mengatakan, penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) obligasi yang akan jatuh tempo di tahun 2015.
"Jumlahnya US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Ini Untuk refinancing dan juga belanja modal," jelas Eko kepada KONTAN, Minggu (2/3).
Dia mengatakan, perseroan akan segera meminta restu pemegang saham dalam RUPSLB pada 22 April 2014 mendatang. Dalam agenda rapat tersebut, BRAU juga akan meminta persetujuan penjaminan atas sebagian besar kekayaan bersih perseroan dalam rangka penerbitan obligasi tersebut.
Eko bilang, utang yang akan dibayar itu adalah Guaranteed Senior Secured Notes senilai US$ 450 juta. Obligasi itu diterbitkan oleh anak usaha BRAU, Berau Capital Resources Pte. Ltd pada 2010 silam dan akan jatuh tempo pada 8 Juli 2015. Senior Notes itu dikenakan tingkat bunga sebesar 12,5% per tahun.
Rencana obligasi ini sudah mulai digagas sejak tengah tahun 2013 lalu. Saat itu, manajemen BRAU berencana melunasi obligasi BCR dengan skema refinancing pada September atau Oktober 2013.
BRAU juga sudah mendapat restu RUPSLB untuk menerbitkan obligasi baru. Tujuannya, agar kinerja keuangan BRAU tak semakin tertekan oleh beban utang. Namun, rencana itu terus molor.
Kini, lanjut Eko, perseroan berharap bisa menerbitkan obligasi itu di rentang bulan April hingga Juni mendatang. Dia berharap membaiknya pasar keuangan global bisa memberikan bunga obligasi yang lebih murah buat perseroan.
Pada perdagangan Jumat, (28/2), saham BRAU ditutup menguat 1,14% menjadi Rp 177 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News