Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Investor kembali kedatangan emisi surat utang korporasi dari perusahaan pelat merah. Kali ini, PT Brantas Abipraya menawarkan obligasi dengan nilai emisi sebanyak-banyaknya hingga Rp 300 miliar dengan tenor tiga tahun.
Surat utang bernama Obligasi I Brantas Abipraya Tahun 2015 ini menawarkan kupon antara 10,75% hingga 12%. Adapun perusahaan telah memperoleh peringkat BBB+ dari PT Pefindo.
Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono menyebutkan bahwa dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi seluruh biaya sebanyak 50% akan digunakan sebagai tambahan setoran modal kepada entitas anak usaha.
Sisanya, sekitar 33% mengalir untuk investasi pembangunan pabrik beton pra cetak dan 16,67% untuk refinancing. Kalau tak ada onak dan duri, obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada
6 April 2015.
Selaku penjamin emisi, Director of Investment Banking PT Bahana Securities Novia Lubis mengatakan, tingkat kupon obligasi tersebut telah mempertimbangkan sejumlah aspek. Salah satunya, "Kita menggunakan benchmark yield SUN (Surat Utang Negara) dengan tenor sama ditambah dengan spread berdasarkan peringkat utang perusahaan," ungkap Novita.
Mengutip situs resmi Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), per Senin (2/3) tingkat yield SUN tenor tiga tahun sebesar 6,65%. Sedangkan spread obligasi korporasi bertenor tiga tahun dengan peringkat BBB senilai 496 basis poin. Berarti tingkat kupon wajar untuk obligasi ini sekitar 11,61%.
Novita optimistis bahwa obligasi ini dapat diserap investor secara maksimal. "Kami melihat minat investor terhadap surat utang sektor konstruksi masih baik. Terlebih bisnis perusahaan sejalan dengan program pemerintah dalam percepatan infrastruktur," ungkap Novita.
Analis Fixed Income BNI Securities I Made Adi Saputra mengatakan, minat investor terhadap surat utang sektor konstruksi memang cukup baik. "Terlebih bisnis Brantas Abipraya fokus pada konstruksi pengairan. Bisa saja perusahaan ini mengambil proyek pengairan sawah yang kini sedang dikebut pemerintah," papar Made.
Menurutnya, surat utang ini telah memberikan tawaran kupon awal yang cukup wajar. Ia menyimpulkan, berdasarkan tawaran kupon dan tenor, surat utang ini berpotensi diburu investor.
Peringkat utang
Di sisi lain, peringkat utang yang BBB+ akan menjadi penghalang sejumlah investor masuk ke surat utang ini. Maklum, peringkat surat utangnya kurang tinggi. "Seperti investor dana pensiun dan asuransi, saya rasa akan mempertimbangkan risiko dari peringkat tersebut," ungkap Made.
Investor potensial surat utang ini adalah industri perbankan dan manajer investasi. Dua kelompok investor ini tak menghitung risiko peringkat utang seketat dana pensiun dan asuransi. "Manajer investasi pasti tertarik dengan surat utang ini untuk dijadikan aset dasar reksadana terproteksi," ujar Made.
Manajer investasi bisa mengkombinasikan dengan surat utang korporasi berperingkat A atau AA untuk mereduksi risiko default pada obligasi Brantas Abipraya.
Ia memprediksi, surat utang ini bakal mudah diserap sepenuhnya oleh investor hingga Rp 300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News