kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BORN menjual 20% saham Asmin Koalindo


Rabu, 19 September 2012 / 06:07 WIB
BORN menjual 20% saham Asmin Koalindo
ILUSTRASI. Dana darurat dan asuransi kesehatan adalah hal yang harus dimiliki selama pandemi ini. Evaluasi nilai dana darurat dan manfaat asuransi agar bisa mengcover biaya perawatan Covid-19 jika suatu saat terkonfirmasi positif


Reporter: Sandy Baskoro, Amailia Putri Hasniawati, Barly Haliem | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk mulai melego sebagian aset. Kabar yang beredar, emiten berkode saham BORN ini berniat menjual 20% saham anak usahanya, yakni PT Asmin Koalindo Tuhup.

Di awal September 2012, sumber KONTAN membisikkan, Borneo dan Posco Energy asal Korea Selatan, menandatangi memorandum of understanding (MoU) transaksi jual beli 20% saham Asmin Koalindo. Garis besar isi MoU itu adalah Posco akan membeli 20% saham Asmin Koalindo senilai US$ 560 juta, atau sekitar Rp 5 triliun.

Mengacu ke laporan keuangan BORN per 30 Juni 2012, valuasi 100% saham Asmin Koalindo adalah US$ 1, 2 miliar. Sedangkan valuasi saham Asmin yang digunakan dalam MoU tersebut mencapai US$ 2,8 miliar, atau naik 133% dari valuasi Juni 2012. Di Asmin Koalindo, BORN menguasai 99,99% saham.

Sumber tadi menyatakan, BORN akan menggunakan dana hasil penjualan saham Asmin Koalindo untuk membayar sebagian utang kepada Standard Chartered Bank (Stanchart). Pada 11 Januari 2012, BORN meraih fasilitas pinjaman berjangka senilai US$ 1 miliar dari Stanchart. Borneo memakai utang tersebut untuk mendanai akuisisi 23,8% saham Bumi Plc.

Di luar itu, ada sejumlah kewajiban lain yang juga wajib dipenuhi oleh BORN pada tahun ini. Minimal, kata sumber itu, BORN harus menyiapkan US$ 120 juta untuk membayar utang yang jatuh tempo tahun ini.

Ketika dikonfirmasi, Direktur BORN Kenneth Raymond Allan, tidak menyangkal kabar tersebut. Dia menyebutkan perseroan tengah bernegosiasi dengan dua calon investor asing. "Ini masih pembicaraan awal. Kami akan menawarkan 15%-20% saham anak usaha," ujar Allan, Selasa (18/9), tanpa menyebutkan nama anak usaha dan nilai transaksi jual beli saham tersebut.

Dengan menjual sebagian saham ke mitra strategis, Allan beralasan, hal itu sangat menguntungkan bagi BORN. Sebab, perseroan akan memperoleh keuntungan berupa technical assisstant dalam upaya meningkatkan kualitas produk perusahaan.

Menurut Allan, BORN akan menggunakan dana hasil penjualan saham untuk membayar sebagian utang Stanchart. BORN memiliki utang ke Stanchart senilai total US$ 1 miliar dengan tingkat bunga 5,65% di atas LIBOR. Fasilitas ini bertenor lima tahun dengan jadwal pembayaran secara triwulanan dimulai sejak 30 September 2012.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, menilai langkah BORN mengurangi beban utang lewat penjualan aset terbilang wajar. "Beban utang BORN memang cukup besar," kata dia.

Dengan memangkas utang, Kiswoyo melihat prospek BORN semakin membaik. Dia merekomendasikan buy untuk BORN di target Rp 750 - Rp 1.000 per saham. Harga saham BORN kemarin di posisi Rp 510 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×