Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hillcon Tbk (HILL) telah merampungkan masa penawaran awal (bookbuilding) dalam rangka penawaran umum perdana saham alias initial public offering. Dalam masa bookbuilding ini, saham HILL mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 1,3 kali, dengan permintaan dari investor jangka panjang mendominasi bookbuilding.
Investor domestik mewakili 70% dari total permintaan, sementara investor dari institusi asing mewakili 20% dari total permintaan.
Perusahaan yang bergerak di sektor kontraktor nikel ini berencana melepas 442,3 juta lembar saham atau 15% dari modal, dengan harga berkisar Rp1.250 hingga Rp 2.000 per lembar saham. Dana yang bakal diraih dari IPO tersebut sedikitnya Rp 552,87 miliar dan sebanyak-banyaknya Rp 884,6 miliar.
Baca Juga: BEI Catat da 38 Perusahaan dalam Pipeline IPO, Simak Daftarnya
"Tingginya minat investor institusi akan saham Hillcon (HILL) menunjukkan bahwa bisnis kami terutama pertambangan nikel merupakan industri dengan prospek pertumbuhan yang sangat cerah,” ujar CEO Hillcon Hersan Qiu dalam keterangan resmi, Kamis (9/2).
Sebagai informasi, Hillcon menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Macquarie Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Rencananya, sekitar 55% dari keseluruhan dana hasil IPO HILL akan digunakan untuk modal kerja anak usaha PT Hillconjaya Sakti (HS) untuk biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat.
Sedangkan, sisanya 45% akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk pembelian alat-alat berat seperti main fleet dan supporting fleet yang akan mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel.
Seusai masa penawaran awal yang berlangsung 12 Januari sampai 3 Februari 2023, tanggal efektif diperkiraan pada 15 Februari 2023, dan dilanjutkan dengan perkiraan masa penawaran umum pada 17 Februari 2023.
Perkiraan tanggal penjatahan dilaksanakan pada 21 Februari 2023, dilanjutkan dengan distribusi saham diperkirakan pada 22 Februari 2023. Adapun, saham HILL diperkirakan bisa mulai tercatat di bursa pada 23 Februari 2023.
Dari sisi sektoral, Hersan menyebut bisnis nikel di indonesia cukup efisien, sehingga prospek ke depannya, terutama dengan utilisasinya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, sangat cerah.
"Kebijakan pemerintah Indonesia untuk hilirisasi produk nikel di mana supply chain industri nikel semuanya di lokasi yang sama membuat biaya produksi hasil turunan nikel menjadi efisien dan industri nikel tetap bisa produksi walaupun tren harga nikel turun" imbuhnya.
Dia menegaskan, jangkauan geografis Hillcon memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya di lokasi yang beragam, dan memberi Hillcon keunggulan kompetitif dalam memenangkan proyek di seluruh negeri.
Saat ini Hillcon beroperasi di sejumlah lokasi, yaitu di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara. Hal ini memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di beragam lokasi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Beberapa Perusahaan Ini Bakal Melantai di BEI, Pilih Mana yang Paling Menarik
Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia diperkirakan memproduksi sekitar 1,2 juta ton nikel pada tahun 2022 atau 37,5% dari produksi global dan merupakan produsen stainless steel terbesar kedua di dunia setelah China. Indonesia memiliki 22% cadangan terbukti nikel (21 juta ton nickel metal) dan diperkirakan akan tetap menjadi penyumbang terbesar pasokan bijih nikel dan nikel jadi dengan perkiraan pangsa pasar 38% dari nikel jadi pada tahun 2024.
Permintaan Indonesia terhadap produk nikel saat ini terutama dalam bentuk feronikel dan NPI (nickel pig iron). Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang diproduksi di Indonesia saat ini diekspor untuk diolah lebih lanjut menjadi nickel sulphate, di mana merupakan salah satu bahan baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV). Indikasi bahwa sektor nikel Indonesia akan mengembangkan kapasitas untuk memproduksi baterai EV di dalam negeri, yang akan memberikan peningkatan lebih lanjut terhadap permintaan nikel domestik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News