Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen tunai para emiten sudah dimulai. Dalam waktu dekat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 16,82 triliun atau Rp 360,5 per saham.
Jumlah keseluruhan dividen tunai tersebut setara 60% dari perolehan laba bersih BMRI sepanjang 2021. Pada tahun lalu, BMRI mengantongi laba bersih Rp 28,03 triliun atau meningkat 66,8% year on year (yoy).
Tak mau ketinggalan, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel juga berencana membagikan dividen tunai dari tahun buku 2021. Padahal, penyedia menara telekomunikasi ini baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MTEL mendatang, manajemen Mitratel akan meminta persetujuan untuk menebar dividen dengan rasio pembayaran maksimal 70% dari laba bersih 2021 yang sebesar Rp 1,38 triliun. Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka total dividen tunai MTEL berpotensi mencapai Rp 966 miliar.
Selain dua emiten tersebut, produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) juga akan membagikan dividen tahun buku 2021 senilai Rp 327,2 miliar atau Rp 45 per saham. Rasio pembayaran dividen tersebut setara 70% dari laba bersih tahun lalu yang sebesar Rp 470,90 miliar. Cum date dividen tunai ARNA jatuh pada Rabu, 16 Maret 2022.
Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) Akan Bagi Dividen Tunai Rp 45 Per Saham, Catat Jadwalnya
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, dividen tunai dari ketiga emiten tersebut sama-sama menarik untuk diincar. Pasalnya, ketiganya menetapkan rasio pembayaran dividen yang tergolong besar, dengan catatan MTEL juga memutuskan rasio pembayaran dividen di level maksimum ataupun mendekati maksimum.
Akan tetapi, di luar faktor tersebut, William memperkirakan pembagian dividen tunai MTEL akan lebih diperhatikan pasar.
"MTEL lebih unggul sebagai saham yang terbilang baru di market, tetapi sudah membagikan dividen," kata William saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/3).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo berpendapat, dengan berpatokan pada besaran yield dividen, BMRI dan ARNA merupakan dua saham yang sangat menarik. Dengan menggunakan harga penutupan per Jumat (11/3), BMRI menawarkan yield dividen 4,7% dan ARNA 5,1%.
Sementara itu, di harga penutupan per Jumat (11/3), MTEL hanya menghasilkan yield dividen 1,45%. Lagi-lagi, ini dengan asumsi bahwa total dividen yang dibagikan MTEL adalah sebesar Rp 966 miliar sehingga akan menghasilkan dividen per saham Rp 11,6.
"Saham-saham yang memiliki yield dividen cukup besar masih memiliki potensi kenaikan harga hingga tanggal cum date-nya. Artinya masih ada potensi untuk mendapatkan capital gain," ucap Azis.
Di sisi lain, Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, pembagian dividen yang besar sebenarnya merupakan sinyal kurang baik bagi investor. Pasalnya, hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana pengembangan bisnis yang signifikan ke depannya.
Akan tetapi, rasio pembayaran dividen yang besar juga bisa menjadi sentimen positif bagi harga saham. Setidaknya, saham-saham pembagi dividen berpotensi naik sampai dengan tanggal cum dividen (cum date).
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Bakal Tebar Dividen Rp 16,82 Triliun
"Tinggi atau tidaknya rally saham akan bergantung pada yield dividennya. Biasanya, jika yield dividen di atas 3%, maka masih bisa rally sampai ke rata-rata 3%," tutur Wafi. Lalu, setelah cum date, harga saham biasanya akan terkena koreksi wajar.
Bagi para pelaku pasar yang ingin mengincar dividen maupun memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham-saham tersebut, William menilai saat ini belum terlambat untuk masuk. Pasalnya, William masih melihat potensi kenaikan harga pada BMRI, MTEL, dan ARNA.
Menurut William, support BMRI saat ini berada di Rp 7.550 dengan target harga Rp 8.000 per saham. Lalu, support MTEL berada di Rp 760 dengan target harga Rp 820 per saham.
Selanjutnya support ARNA berada di rentang Rp 875-Rp 880 dengan target harga Rp 925-Rp 975 per saham. Pada perdagangan Jumat (11/3), BMRI ditutup turun 0,33% ke level Rp 7.650 per saham, MTEL naik 1,91% menjadi Rp 800 per saham, dan ARNA terkerek 1,14% menjadi Rp 885 per saham.
Selanjutnya, menurut Azis, jika pergerakan harga BMRI naik pada Senin (14/3), maka BMRI berpotensi menuju resistance Rp 7.925-Rp 8.075 dengan support Rp 7.550-Rp 7.475. Sementara ARNA saat ini dalam posisi rebound untuk resistance Rp 940-Rp 945 dengan support Rp 875-Rp 845.
Wafi menambahkan, saat ini, BMRI dan ARNA sedang berada dalam fase bullish, sedangkan MTEL berada dalam fase sideways.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News