Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Herlina Kartika Dewi
Perihal tantangan, Sigit menyatakan ada dua hal yang dihadapi Blue Bird. Pertama, sedikitnya ketersediaan fasilitas pengisian daya (charger station). Saat ini, baru ada dua charger station untuk mobil listrik yakni di pool pusat Blue Bird dan di Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan jumlah 12 unit charging port.
Tantangan kedua adalah persiapan pemeliharaan dari kendaraan mobil listrik, yakni persoalan kebutuhan spare part, peralatan servis, dan sebagainya. Sebab, industri kendaraan bermotor listrik di Indonesia juga baru berjalan.
Sementara untuk kondisi pasar di Indonesia, Sigit mengutarakan kalau perusahaan melihat tren positif. Menurutnya, sentimen masyarakat Indonesia terhadap taksi listrik cukup tinggi. Ditambah lagi, animo masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan juga meningkat.
Blue Bird menginvestasikan Rp 40 miliar untuk program EV tahap awal yang disiapkan untuk satu hingga dua tahun. Anggaran itu juga termasuk dalam capex BIRD yang tahun ini mencapai Rp 1,5 triliun.
Baca Juga: Blue Bird tunggu kesiapan infrastruktur sebelum tambah jumlah armada taksi listrik
Namun, penyerapan dana capex terbesar diperuntukkan untuk peremajaan armada BIRD secara keseluruhan. BIRD menargetkan tahun ini mengganti kendaraan sebagai bentuk peremajaan hingga 4.000 unit, sedangkan sampai Juli 2019 lalu sudah 1.500 unit kendaraan yang diganti ke jenis kendaraan multi guna (multi purpose vehicle/MPV). Sehingga dari total 4.000 unit tersebut, untuk mobil listrik penyerapannya hanya 1%.
Melihat sentimen BIRD yang akan mulai mengoperasikan mobil listrik, analis Panin Sekuritas William Hartanto merekomendasikan membeli saham BIRD dengan target harga Rp 2.840 - Rp 2.900 per saham.
"Saham BIRD masih layak dibeli jika breakout dari level resistance Rp 2.700 per saham," ujar William.
Berdasarkan data RTI, saham BIRD pada perdagangan Rabu (11/9) melemah 20 poin atau turun 0,75% ke level Rp 2.660 per saham.
Menurut William, secara teknikal penurunan hari ini diakibatkan karena pergerakan saham BIRD sideways tiga hari berturut-turut.
Sementara, harga saham BIRD kemarin stagnan di level Rp 2.680 per saham. Sepekan lalu saham emiten transportasi itu naik 3,10%, sedangkan sepanjang tahun ini menurun 7,32%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News