Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih bersiap kedatangan penghuni baru. Di tengah tren inflasi yang tinggi, analis menilai saham-saham IPO masih berpeluang terserap pasar.
Salah satu yang akan mencatatkan sahamnya di BEI, PT Global Digital Niaga yang merupakan pengelola Blibli.com. Blibli berpeluang menggalang dana US$ 500 juta dari IPO.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, IPO Blibli masih bisa terserap oleh pasar. Sebab, umumnya porsi akan lebih banyak untuk institusi besar dan porsi untuk ritel cenderung kecil. Selain itu juga, emiten IPO juga biasanya memiliki strategic buyer.
"Tinggal bagaimana nanti Blibli meyakinkan investor besar," ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (10/4).
Baca Juga: Menebak Potensi Window Dressing di Tengah Ancaman Resesi Global
Hanya saja, Wawan melihat Blibli memiliki risiko yang cukup besar menilik pengalaman startup yang melantai di BEI seperti BUKA dan GOTO. Menurut dia, skenario Blibli bisa lebih baik apabila perusahaan ini sudah mencatatkan profitabilitas.
"Apabila masih merugi, berarti masyarakat membeli prospek sehingga risikonya besar," kata Wawan.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, saat ini sebetulnya bukanlah momen yang tepat bagi industri teknologi melantai. Tapi perlu juga memperhatikan Blibli secara keseluruhan.
"Dari grup mana, ekosistem seperti apa yang diberikan, bagaimana fundamentalnya, dan nilai keunikan apa yang diberikan kepada user, serta yang terpenting bagaimana engagement aplikasi dengan user," papar Nico.
Baca Juga: OJK Berharap Investor Pasar Modal Capai 10 Juta SID di Akhir 2022
Nico melihat, Blibli dimiliki salah satu grup konglomerasi besar Djarum. Sehingga, dia menilai bukan tidak mungkin Blibli akan mencatatkan kinerja yang lebih baik.
Selain Blibli.com, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) juga dikabarkan akan IPO. Menurut sumber KONTAN, valuasi PGE sekitar US$ 2,2 miliar atau Rp 32 triliun. Kabarnya, PGE akan melepas 25% sehingga potensi nilai emisi IPO bisa mencapai Rp 8 triliun.
Wawan melihat, prospek PGE yang akan IPO justru menjanjikan. Hal ini didorong harga komoditas yang tinggi sehingga dia menilai ini saat yang tepat perusahaan-perusahaan energi untuk melantai di BEI.
Wawan menambahkan, dengan harga komoditas yang sedang baik maka profitabilitas perusahaan-perusahaan energi naik tinggi. Dengan demikian, ekspektasi kinerja juga semakin membaik.
"PGE itu sektor energi, saya rasa akan diburu investor," pungkas Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News