kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,04   -3,98   -0.44%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bitcoin Tak Terbendung, Cetak Rekor Harga Tertinggi Sepanjang Masa di US$ 72.800


Selasa, 12 Maret 2024 / 14:36 WIB
Bitcoin Tak Terbendung, Cetak Rekor Harga Tertinggi Sepanjang Masa di US$ 72.800
ILUSTRASI. Bitcoin. REUTERS/Edgar Su/Illustration


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga Bitcoin (BTC) kian tak terbendung. Aset digital ini terus mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa. Ajaib Kripto melihat, lonjakan harga Bitcoin ini didorong oleh permintaan investor terhadap ETF Bitcoin spot Amerika Serikat (AS) baru yang diluncurkan tahun ini dan ekspektasi penurunan suku bunga global.

Kenaikan ini didorong lebih tinggi menjelang peristiwa Bitcoin halving dalam beberapa minggu ke depan, yang akan membatasi jumlah pasokan baru di pasar.

Bitcoin telah mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa atau new all time high (ATH) di atas US$ 70.000. Bitcoin kembali berhasil mencetak rekor harga tertinggi baru yang mencapai harga US$ 72.800 pada Selasa (12/3) dini hari pukul 01.00 WIB. Sementara pada Selasa (12/3) pukul 14.00 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 72.270.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengamati, BTC masih berpotensi untuk kembali mencetak rekor tertinggi apabila mampu bertahan di atas US$ 70.000 dan breakout ATH di US$ 72.800. Sementara, jika turun di bawah US$ 70.000, maka potensi pelemahan ke support terdekat di US$ 69.000.

Baca Juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Tertinggi Baru Lagi, Ini Deretan Sentimennya

Panji menjelaskan, penguatan BTC ini sejalan dengan miliaran dolar yang telah mengalir ke ETF dalam beberapa minggu terakhir. Pekan lalu, sebuah rekor tercipta ketika terdapat inflow sebesar US$ 2,7 miliar dimana jumlah tertinggi sepanjang ETF Bitcoin mulai diperdagangkan pada Januari 2024. 

Sehingga, Bitcoin tetap menjadi fokus utama bagi investor ritel dan institusi, dengan arus masuk US$ 2,6 miliar pada minggu ini. 

“Sejak ETF Bitcoin telah disetujui AS telah menarik arus masuk bersih hampir US$ 10 miliar berdasarkan data Digital Asset Fund Flows Weekly dari CoinShares. Sejak diluncurkan dua bulan lalu, ETF telah memicu lonjakan besar di pasar kripto,” ungkap Panji dalam risetnya, Selasa (12/3).

Adapun pekan ini investor akan memperhatikan Blockchain Ethereum (ETH) yang sedang melakukan peningkatan Dencun yang akan diluncurkan pada 13 Maret 2024. Langkah tersebut diperkirakan akan menurunkan biaya transaksi (gas fee) pada jaringan layer-2 seperti Polygon (MATIC), Arbitrum (ARB), Optimism (OP) dan jaringan layer-2 lainnya.

“Peningkatan ini menandai peralihan menuju solusi lapisan dua untuk meningkatkan skalabilitas dan aktivitas jaringan Ethereum, yang berpotensi akan berdampak positif ke ekosistem Ethereum,” imbuh Panji.

Panji melanjutkan, investor juga akan mengamati pembacaan indeks harga konsumen dan produsen atau Consumer Price Index (CPI) pada Selasa (12/3) malam. Data ini diharapkan memberikan gambaran arah kebijakan Federal Reserve terkait memangkas suku bunga pada tahun 2024.

Data CPI AS untuk bulan Februari akan dirilis pada hari Selasa, dengan ekspektasi kenaikan bulanan sebesar 0,4% dan 3,1% secara tahunan. Sedangkan laporan harga produsen Amerika akan dirilis pada hari Kamis (14/3).

Baca Juga: Rajin Koleksi Bitcoion, Kini Kepemilikan BlackRock Ungguli MicroStrategy

Sementara itu, tidak akan ada komentar dari perwakilan Federal Reserve di pekan ini. Hal itu karena periode blackout sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 19-20 Maret 2024.

Panji menuturkan, pasar aset kripto saat ini sedang dalam tren bullish usai Bitcoin mencetak harga tertinggi baru. Meski demikian, tentu saja sulit untuk mengetahui seberapa banyak Bitcoin bisa naik lagi dalam waktu dekat.

Mengacu pada indeks fear and greed saat ini di angka 81 berada di wilayah keserakahan ekstrem atau extreme greed. Perlu diketahui (skor 0 sampai 49) zona Fear yang menunjukkan bahwa pasar undervalued, yang dapat menjadi sinyal waktu yang tepat untuk membeli, atau untuk buy the dip.

Sementara Greed (skor 50 hingga 100), menunjukkan bahwa Bitcoin dianggap terlalu tinggi.  

“Meskipun banyak yang merasa optimis, investor diharapkan waspada terhadap potensi jika terjadinya pembalikan arah,” tandas Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×