kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   19.000   1,25%
  • USD/IDR 16.231   -31,00   -0,19%
  • IDX 7.178   15,13   0,21%
  • KOMPAS100 1.074   4,15   0,39%
  • LQ45 840   2,39   0,29%
  • ISSI 217   0,29   0,13%
  • IDX30 431   1,29   0,30%
  • IDXHIDIV20 519   1,54   0,30%
  • IDX80 122   0,53   0,43%
  • IDXV30 127   0,44   0,34%
  • IDXQ30 143   0,19   0,14%

Bitcoin Naik Lebih dari 118% Tahun Ini, Pasar Nantikan Pergerakan Awal Tahun 2025


Selasa, 31 Desember 2024 / 11:25 WIB
Bitcoin Naik Lebih dari 118% Tahun Ini, Pasar Nantikan Pergerakan Awal Tahun 2025
ILUSTRASI. Sepanjang 2024, harga Bitcoin (BTC) naik lebih dari 118%. Performa cemerlang Bitcoin diproyeksi berlanjut di awal tahun 2025.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sepanjang tahun 2024, harga Bitcoin (BTC) melonjak lebih dari 118%. Performa cemerlang aset digital kapitalitasi pasar terbesar itu diproyeksi berlanjut di awal tahun 2025.

Menjelang akhir tahun, Bitcoin nampak kesulitan untuk bangkit kembali, mencerminkan penurunan yang juga dirasakan di pasar aset kripto secara umum. BTC menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan momentum setelah gagal turun dari angka psikologis US$100.000.

Namun, jika tren bullish kembali, BTC berpotensi menguji kembali level tertinggi sepanjang masa di US$108.000 pada Januari 2025. Adapun di perdagangan terakhir tahun 2024 pada Selasa (31/12) pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) bertengger di US$92.500 turun sekitar 3,87% sejak 1 Desember lalu.

Meski demikian, BTC tetap mencatatkan kenaikan kuartalan yang signifikan. Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) menutup kuartal IV 2024 dengan catatan positif masing-masing naik 48% dan 30%.

Baca Juga: Tahun 2024 Jadi Era Keemasan Bitcoin: Trump dan ETF Dorong Harga ke Rekor Tertinggi!

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, Bitcoin tercatat naik lebih dari 118% di tahun 2024. Harga dimulai dari US$44.000 pada 1 Januari 2024 dan kini bergerak di atas US$92.500.

Bitcoin tidak terlepas dari tekanan jual yang saat ini sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking), setelah setelah Bitcoin beberapa kali mencetak level tertinggi baru di bulan ini. Penurunan harga diperparah oleh arus keluar bersih dari ETF Bitcoin Spot di AS, yang mencapai US$387,54 miliar selama pekan lalu.

Ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve menjelang 2025 juga menjadi sentimen negatif, terutama setelah bank sentral AS menyatakan akan menunda pemangkasan suku bunga hingga setidaknya Maret.

‘’Selain itu, pelantikan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari 2025 telah menambah ketidakpastian pasar,’’ ujar Panji dalam siaran pers, Selasa (31/12).

Sisi positifnya, Microstrategy kembali lakukan Buy the Dip atau mengakumulasi Bitcoin saat harga jatuh. Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, mengumumkan bahwa perusahaannya kini memiliki total kepemilikan 446.400 BTC.

Berdasarkan laporan kepada US Securities and Exchange Commission pada Senin, MicroStrategy membeli 2.138 Bitcoin senilai US$209 juta pada periode 23-29 Desember dengan harga rata-rata sekitar US$97.837 per BTC. Langkah ini dilakukan di tengah penurunan harga Bitcoin yang sempat menyentuh level di atas US$100.000 pada awal Desember.

Strategi Microstaregy tersebut menunjukkan komitmen dalam mengakumulasi Bitcoin secara besar-besaran, bahkan saat pasar mengalami gejolak. Pembelian terbaru ini juga menjadi sinyal penting akan potensi dukungan institusional terhadap Bitcoin, sekaligus mempertegas keyakinan perusahaan terhadap aset kripto tersebut.

Panji menuturkan, hasil bulan Desember menunjukkan return yang cenderung negatif, mengindikasikan kurangnya momentum signifikan. Namun, sentimen pasar tetap positif berkat performa kuat di kuartal terakhir tahun 2024.

‘’Dengan latar belakang ini, Bitcoin berpotensi untuk mencatatkan pertumbuhan lebih lanjut di awal 2025, didukung oleh aktivitas opsi yang meningkat dan optimisme pasar. Jika BTC mampu bertahan di level support US$91.000 dan US$85.000, peluang untuk kembali menguji level US$100.000 pada Januari 2025 tetap terbuka," jelasnya.

Secara historis, Januari merupakan salah satu bulan yang positif untuk Bitcoin. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa rata-rata harga Bitcoin di bulan Januari naik sebesar 3,35% sejak 2013, dengan lonjakan kuartal pertama rata-rata hampir 57%.

Tahun 2023 lalu, BTC menutup bulan Januari dengan kenaikan hampir 40%. Namun, Bitcoin juga memiliki sejarah penurunan di Januari, seperti pada 2022 ketika harganya turun 16,68%.

Memasuki 2025, Panji memandang bahwa pasar kripto menghadapi awal yang menarik dengan fokus pada tren historis dan potensi penguatan harga. Level support di kisaran US$90.000 hingga US$85.000 menjadi area krusial untuk BTC, tidak hanya untuk stabilitasnya tetapi juga untuk mendukung kembalinya minat pada altcoin.

‘’Sentimen bullish yang didukung oleh aktivitas institusional seperti MicroStrategy dapat menjadi fondasi bagi pasar untuk memulai tahun baru dengan optimisme,’’ tandas Panji.

Baca Juga: Wall Street Mencapai Level Terendah dalam Seminggu di Hari-Hari Terakhir 2024

Selanjutnya: Emiten BUMN Karya Masih Tak Berdaya Dalam Memoles Prospek

Menarik Dibaca: 35 Twibbon Happy New Year 2025 untuk Rayakan Tahun Baru yang Meriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×