kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bisnis terguncang, 1.691 karyawan Garuda Indonesia (GIAA) pensiun dini


Jumat, 20 Agustus 2021 / 08:30 WIB
Bisnis terguncang, 1.691 karyawan Garuda Indonesia (GIAA) pensiun dini


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang belum juga usai membuat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kesulitan. Guna memulihkan kinerjanya, maskapai pelat merah itu pun menawarkan program pensiun dini pada karyawannya. 

Tercatat, sampai dengan saat ini jumlah karyawan pensiun dini mencapai 1.691 orang. Program ini sebelumnya telah ditawarkan Garuda Indonesia dari tahun 2020. Tepatnya  saat terjadi penurunan jumlah penumpang akibat dampak Covid-19. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, program pensiun dini di tahap I yang telah dilaksanakan tahun 2020 dan diikuti oleh 591 karyawan. 

“Dengan berat hati perusahaan melakukan langkah-langkah yang dinamakan rasionalisasi sumber daya manusia dengan tetap memperhatikan hak-hak karyawan,” kata Irfan dalam paparan Public Expose secara virtual, Kamis (19/8). 

Sementara pada tahap II tahun 2021, program pensiun dini telah diikuti oleh sebanyak 1.100 karyawan Garuda Indonesia. Irfan bilang, dalam tahap II, eksekusi program akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan perusahaan. 

Baca Juga: Garuda Indonesia berdamai dan cabut gugatan ke Rolls Royce, ini perkaranya

 

“Program tersebut masih berjalan secara bertahap dan diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$ 30 juta per bulan yang akan dialokasikan dari dana operasional perusahaan,” tambah Irfan. 

Selain program itu, Garuda juga telah melalukan langkah-langkah rasionalisasi SDM yang meliputi penyelesaian kontrak yang dipercepat bagi pegawai dengan status pegawai tidak tetap atau kontrak. 

Adapun, perusahaan juga tidak melakukan rekrutmen karyawan selama pandemi Covid-19, merumahkan karyawan dengan profesi pilot secara bergantian, serta memotong gaji pegawai di semua level. 

“Pemotongan gaji ini bervariasi namun kisarannya bisa mencapai 50% dari total penghasilan sampai dengan kondisi perseroan membaik,” tutupnya. 

Selanjutnya: Kimia Farma (KAEF) tunjuk Rahmat Hidayat Pulungan sebagai Komisaris Independen baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×