Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencetak pertumbuhan pendapatan 16,41% menjadi Rp 174,88 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini dari Rp 150,22 triliun di kuartal III-2017.
Laba bersih emiten yang masuk pada sektor aneka industri ini mencapai Rp 17,07 triliun, tumbuh 20,55% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 14,15 triliun.
"Laba bersih grup selama periode sembilan bulan 2018 meningkat,disebabkan penambahan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi
dan energi, segmen jasa keuangan dan segmen otomotif, yang melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, Senin (29/10).
Prijono menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah selama periode ini menekan margin terhadap bisnis manufaktur ASII. Tapi, kerugian kurs bisnis manufaktur ini diimbangi oleh bisnis-bisnis berbasis komoditas grup, aktivitas ekspor serta meningkatnya keuntungan selisih kurs.
Hingga akhir September, ASII mencatat keuntungan selisih kurs bersih Rp 709 miliar. Angka ini membaik jika dibandingkan kerugian kurs Rp 17 miliar pada sembilan bulan pertama tahun lalu.
Bisnis otomotif tetap menjadi kontributor laba terbesar yakni Rp 7,01 triliun. Angka tersebut naik 7% ketimbang kontribusi sektor ini di kuartal III-2017 sebesar Rp 6,57 triliun. Peningkatan ini terutama ditopang oleh peningkatan penjualan sepeda motor.
Penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 9% menjadi 4,7 juta unit, sedangkan penjualan PT Astra Honda Motor (AHM) di pasar domestik meningkat 9% menjadi 3,5 juta unit, dengan pangsa pasar sebesar 75%.
Sementara itu, penjualan mobil secara nasional meningkat 7% selama periode ini menjadi 857.000 unit. Namun, penjualan mobil Astra turun 4% menjadi 424.000 unit karena meningkatnya kompetisi, sehingga pangsa pasar Astra menurun dari 55% menjadi 50%.
Kenaikan sebesar 60% menjadi sekitar 5,42 triliun membawa bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menjadi kontributor laba kedua grup setelah otomotif. Hal ini terutama karena PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki ASII, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 61% menjadi Rp 9,1 triliun.
Hal ini terutama disebabkan peningkatan kinerja bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan, yang seluruhnya diuntungkan oleh peningkatan harga batubara.
Lini bisnis agri milik ASII menjadi pemberat perusahaan setelah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki ASII, mencatatkan penurunan laba bersih 18% menjadi Rp 1,1 triliun yang terutama disebabkan oleh pelemahan harga rata-rata minyak kelapa sawit 8% menjadi Rp 7.639 per kg.
"Kami berharap grup akan mencapai kinerja tahunan yang baik, meskipun persaingan yang sengit di pasar mobil serta pelemahan harga minyak kelapa sawit masih tetap diwaspadai," kata Prijono.
Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, margin laba bersih bisnis otomotif ASII mencapai 8,81%. Tapi, margin laba bersih ini masih jauh di bawah bisnis jasa keuangan yang mencapai 23,86%.
Margin bisnis alat berat pun mencapai 8,88%. Margin laba bersih agribisnis sebesar 6,51% dan bisnis infrastruktur 2,07%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News