Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rumah sakit, PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatatkan pertumbuhan bisnis non-COVID BMHS mampu tumbuh 26%, dengan peningkatan jumlah bed sebesar 40% di sepanjang tahun 2021.
Komisaris Utama BMHS, Ivan Sini, mengatakan, sepanjang tahun 2021 perseroan terus beradaptasi dan meningkatkan performa ekosistem layanan dengan berfokus pada empat strategi utama.
Pertama melakukan perluasan ekosistem perusahaan secara agresif. Kedua, penambahan kerjasama dengan mitra-mitra strategis, ketiga, penguatan lini bisnis utama, dan keempat pertumbuhan bisnis yang resilien.
Baca Juga: Mencermati Prospek Saham Emiten Rumah Sakit di Tengah Gempuran Omicron
“Berbekal pencapaian tersebut, kini BMHS siap melanjutkan kesiapan dan kemampuan untuk penanganan dan perawatan COVID-19 maupun non-COVID-19 dengan strategi pertumbuhan yang lebih agresif di 2022,” jelas dia dalam diskusi media secara virtual, Rabu (23/2).
Selain itu, di tahun lalu, perseroan juga telah melakukan akuisisi rumah sakit dan klinik, diantaranya akuisisi terhadap Morula IVF Surabaya. Ivan mengatakan langkah akuisisi itu akan semakin mendorong posisi Morula IVF Indonesia sebagai salah satu bisnis unggulan BMHS.
“Akuisisi ini akan semakin mengukuhkan posisi Morula IVF Indonesia sebagai salah satu bisnis unggulan BMHS, yang selama ini menerima animo luar biasa dari masyarakat dari berbagai penjuru Indonesia dengan market share mencapai hampir 50%,” tambah dia.
Baca Juga: Bantu Perkembangan Ilmu Kedokteran, Bundamedik (BMHS) bekerjasama dengan Unair
Selain memperkuat core business perusahaan, adanya akuisisi tersebut juga diharapkan dapat menjadi pendorong kemajuan layanan Morula IVF di Jawa Timur. Sebagai informasi, Morula IVF saat ini telah memproses 5855 jumlah cycle, tertinggi dalam sejarahnya.
Selain akuisisi tersebut, BMHS juga memperluas jangkauannya dengan membuka klinik dan rumah sakit di kota-kota lain seperti Palembang dan Denpasar di tahun lalu.
Secara keseluruhan, jumlah klinik yang berada dalam ekosistem BMHS tercatat naik 2 kali lipat dibandingkan 2020. Dia mengatakan, BMHS juga memperluas ekosistem lewat kerjasama strategis dengan Klinik Pintar dan 102 Klinik Fertilitas Indonesia (KFI).
“Pembukaan KFI ini akan berkontribusi signifikan guna membantu perluasan jangkauan BMHS ke 147.8 juta orang di 10 provinsi di Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Untuk Saham MARK, BHMS, dan KRAS Untuk Rabu (12/1)
Sementara dari sisi digital, penguatan core bisnis dilakukan melalui pengembangan digitalisasi layanan seperti robotic surgery di Rumah Sakit Umum Bunda juga masih menjadi fokus perusahaan. Hal ini guna mendukung daya saing perusahaan di tengah perkembangan industri 4.0 dan tingginya adopsi digital masyarakat saat ini.
“Investasi dalam ekosistem digital akan terus ditingkatkan dan menjadi salah satu inisiatif strategis perusahaan dalam mendorong pertumbuhan,” tutup Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News