kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis


Jumat, 10 November 2023 / 05:25 WIB
Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Konsumen membludak saat pembukaan Lulu Hypermarket & Department Store di QBIG BSD City, Tangerang, Rabu (6/9). Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan yang ketat dari minimarket, e-commerce, dan pasar tradisional yang menawarkan harga lebih murah, lokasi lebih dekat, dan variasi produk lebih banyak, membuat beberapa hypermarket satu per satu telah tutup gerai. 

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, salah satu penyebabnya karena adanya biaya operasional yang tinggi.

"Kurangnya inovasi dan adaptasi dari hypermarket untuk mengikuti perubahan perilaku konsumen yang lebih menyukai belanja online, praktis, dan personalisasi," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (9/11).

Baca Juga: IHSG Rebound, Berikut 10 Saham Net Buy Terbesar Asing pada Kamis (9/11)

E-commerce memang memiliki pengaruh terhadap penurunan penjualan hypermarket, terutama untuk produk-produk rumah tangga yang mudah didapatkan secara online dengan harga lebih murah dan pengiriman cepat. Namun, e-commerce bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan hypermarket kehilangan pembeli.

"Untuk dapat mempertahankan gerai dan daya jualnya, hypermarket perlu melakukan transformasi digital, seperti membuat aplikasi atau website yang memungkinkan konsumen untuk belanja online, memesan barang, atau mengambil barang di gerai terdekat," jelasnya.

Seperti Alfamart yang terus melakukan upaya dalam menjaga daya beli dengan konsumen seperti pemanfaatan aplikasi Alfagift. Menurutnya, prospek hypermarket ke depannya masih tergantung pada perkembangan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Reza menyematkan rekomendasi hold pada saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dengan target harga Rp 1.000 per saham. Lalu buy pada saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dengan target harga Rp 1.500 per saham. 

 

Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Saat IHSG Menguat, Cermati Saham yang Banyak Dijual

Sementara rekomendasi pada saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) adalah sell dengan target harga Rp 1.000 per saham. Terakhir, buy pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan target harga Rp 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×