kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis


Jumat, 10 November 2023 / 05:25 WIB
Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Konsumen membludak saat pembukaan Lulu Hypermarket & Department Store di QBIG BSD City, Tangerang, Rabu (6/9). Bisnis Hypermarket Lesu, Berikut Rekomendasi Analis.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan yang ketat dari minimarket, e-commerce, dan pasar tradisional yang menawarkan harga lebih murah, lokasi lebih dekat, dan variasi produk lebih banyak, membuat beberapa hypermarket satu per satu telah tutup gerai. 

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, salah satu penyebabnya karena adanya biaya operasional yang tinggi.

"Kurangnya inovasi dan adaptasi dari hypermarket untuk mengikuti perubahan perilaku konsumen yang lebih menyukai belanja online, praktis, dan personalisasi," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (9/11).

Baca Juga: IHSG Rebound, Berikut 10 Saham Net Buy Terbesar Asing pada Kamis (9/11)

E-commerce memang memiliki pengaruh terhadap penurunan penjualan hypermarket, terutama untuk produk-produk rumah tangga yang mudah didapatkan secara online dengan harga lebih murah dan pengiriman cepat. Namun, e-commerce bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan hypermarket kehilangan pembeli.

"Untuk dapat mempertahankan gerai dan daya jualnya, hypermarket perlu melakukan transformasi digital, seperti membuat aplikasi atau website yang memungkinkan konsumen untuk belanja online, memesan barang, atau mengambil barang di gerai terdekat," jelasnya.

Seperti Alfamart yang terus melakukan upaya dalam menjaga daya beli dengan konsumen seperti pemanfaatan aplikasi Alfagift. Menurutnya, prospek hypermarket ke depannya masih tergantung pada perkembangan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Reza menyematkan rekomendasi hold pada saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dengan target harga Rp 1.000 per saham. Lalu buy pada saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dengan target harga Rp 1.500 per saham. 

 

Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Saat IHSG Menguat, Cermati Saham yang Banyak Dijual

Sementara rekomendasi pada saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) adalah sell dengan target harga Rp 1.000 per saham. Terakhir, buy pada saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan target harga Rp 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×