kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   10,00   0,06%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

Bisnis Emas Jadi Sentimen Positif, Simak Rekomendasi Saham BRIS


Selasa, 14 Januari 2025 / 08:21 WIB
Bisnis Emas Jadi Sentimen Positif, Simak Rekomendasi Saham BRIS
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah di kantor layanan gadai emas Bank Syariah Indonesia (BSI) Tangerang Selatan, Jumat (24/11/2023). Bisnis Bank Emas atau Bullion Bank akan memoles kinerja PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) semakin berkilau.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bisnis Bank Emas atau Bullion Bank akan memoles kinerja PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) semakin berkilau. Bank BSI memiliki peluang besar untuk menggarap bisnis bank emas di Indonesia. 

BRIS telah mengajukan lisensi sebagai bullion bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menargetkan bisnis layanan emas tersebut berjalan di 2025. Prospek tersebut semakin kuat terutama setelah OJK menerbitkan Peraturan OJK No. 17 tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion.

Adapun Pegadaian telah lebih dulu resmi menjadi Bank Emas pertama di Indonesia. Hal ini berdasarkan izin yang dikeluarkan OJK dalam surat bernomor S-325/PL.02/2024 dengan diperbolehkannya mengadakan kegiatan usaha bulion.

Baca Juga: Bisnis Emas Akan Memoles Kinerja Bank Syariah Indonesia, Cek Rekomendasi Saham BRIS

Kegiatan Usaha bullion adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan. Kegiatan usaha bulion meliputi simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, dan atau penitipan emas

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus menilai, adanya Bullion Bank akan menjadi opsi yang sangat baik bagi masyarakat Indonesia untuk menyimpan aset emas mereka. Terlebih lagi, harga emas berpotensi akan terus mengalami kenaikan di masa mendatang.

Selain itu, emas merupakan nilai tukar yang dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian, kehadiran bank emas alias bullion bank akan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

‘’Dengan BRIS menjadi pengelola utama layanan bank emas, hal ini akan membuat ekosistem keuangan berbasis emas semakin kuat,’’ ujar Nico kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Baca Juga: Didukung Produksi dan Harga Emas, Simak Rekomendasi Saham Bumi Resources (BRMS)

Nico memandang bahwa BRIS layak untuk mengemban tugas sebagai bank emas di Indonesia karena memiliki tingkat kemurnian emas sesuai standar London Bullion Market Association (LBMA) yakni minimal 99.5% atau 99.9%.

Bank BSI juga merupakan salah satu bank Syariah yang artinya pasar sudah jauh lebih besar dan terseleksi.

‘’Oleh karena semua lapisan dapat menerimanya, maka lisensi Bank Emas akan menambah daya dorong bagi kinerja keuangan BRIS ke depannya. Terutama karena BRIS juga mampu melakukan diversifikasi bisnis dan layanan mereka yang semakin beragam,’’ tutur Nico.

Analis Buana Capital Sekuritas James Stanley Wijaya melihat, manajemen BRIS berupaya mendorong pembiayaan emas sebagai mesin pertumbuhan pembiayaan baru bank, yang menargetkan pertumbuhan dalam 5 tahun ke depan sebesar 5-6x dari saldo BRIS per September 2024 sebesar Rp 10,9 triliun.

Baca Juga: Tutup Satu Unit Bisnis Luar Negeri, Sentimen Positif MYOR Lebih Banyak dari Domestik

Pembiayaan emas BRIS telah menunjukkan daya tarik yang baik, tumbuh 6,7% Month on Month (MoM) dan 77,6% year on year (YoY) menjadi saldo terutang sebesar Rp 12,4 triliun, atau 4,5% dari total buku pembiayaan Bank BSI dibandingkan 4% pada September 2024.

James mengatakan, pembiayaan emas adalah bisnis yang menguntungkan, menawarkan BRIS imbal hasil aset yang lebih tinggi sebesar 13% dibandingkan imbal hasil aset gabungan keseluruhan sebesar 8,1% dan biaya kredit yang dapat diabaikan (negligible credit cost) sebesar 0,1% dibandingkan biaya kredit Januari – November sebesar 0,9%.

Adapun Laba Bersih Setelah Pajak (NPAT) BRIS di November 2024 sebesar Rp 561 miliar yang bertumbuh 5,5% MoM dan 25,7% YoY. Hasil ini membawa NPAT BRIS selama Januari – November 2024 menjadi Rp 6,2 triliun yang bertumbuh 21,6% YoY.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham SCMA, MEDC, CPIN, dan EMTK untuk Perdagangan Selasa (7/1)

NPAT November sejalan dengan rata-rata NPAT bulanan hingga Oktober 2024 yang sebesar Rp 563,9 miliar. Cost to Income Ratio (CIR) November 2024 naik menjadi 59,8%, sehingga CIR Januari – November menjadi 50,2%.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×