kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BIPI kantongi kontrak senilai US$ 2 miliar


Jumat, 20 Desember 2013 / 07:20 WIB
BIPI kantongi kontrak senilai US$ 2 miliar
ILUSTRASI. Bumi berputar lebih cepat dari biasanya pada 29 Juni dan 26 Juli 2022 lalu. ANTARA FOTO/Rahmad


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Anak usaha PT Benakat Integra Tbk (BIPI) yang baru diakuisisi, PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI) sudah mengantongi kontrak jasa infrastruktur batubara senilai US$ 2 miliar hingga tahun 2021. Kontrak itu berasal dari dua tambang batubara, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.

Direktur Keuangan BIPI Michael Wong bilang, dari kedua perusahaan itu, AMI memperoleh sembilan kontrak jangka panjang. "Dua kontrak dalam dalam status konstruksi dan akan selesai pada 2014 dan 2015," jelasnya, Kamis (19/12).

BIPI juga masih menjajaki beberapa kontrak baru dari perusahaan tambang lain. Namun, Michael belum merinci kontrak baru tersebut. Yang pasti, tahun depan AMI membutuhkan dana ekspansi US$ 40 juta hingga US$ 50 juta.

Dana itu akan digunakan untuk membeli dua aset overland conveyor. Pendanaan berasal dari kas internal dan plafon pinjaman yang sudah tersedia. Ekspansi AMI itu diharapkan menopang pendapatan sang induk, BIPI. Sebab, 80% pendapatan BIPI kelak akan berasal dari AMI.

Sekedar mengingatkan, BIPI mengakuisisi AMI senilai US$ 600 juta. Meski AMI sudah dikonsolidasikan, namun BIPI masih harus menyelesaikan sisa dua transaksi lagi. Yakni pembelian 9.999 sisa saham AMI dari PT Indokreasi Nuansa Sejahtera, dan pinjaman senilai US$ 32,6 juta dari PT Ciptadana Capital. "Kemungkinan (transaksi) akan selesai awal tahun depan," ujar Michael.

Michael menambahkan, BIPI memiliki total utang jangka panjang sekitar US$ 700 juta-US$ 800 juta. "Akan kami lunasi sekitar US$ 200 juta tahun depan," ujarnya. Sebagai catatan, total kas internal BIPI saat ini tercatat sebanyak Rp 2,51 triliun.

Nah, untuk mendorong usaha jangka panjang, BIPI juga berniat masuk ke bisnis pembangkit listrik. BIPI sedang menjajaki dua proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kalimantan. Salah satu proyeknya adalah PLTU Mulut Tambang berkapasitas 60 Megawatt. "Satu lagi adalah proyek dengan PLN," kata Michael tanpa menyebut nilai investasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×