kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik pertumbuhan laba 125%, ini strategi PT Timah (TINS)


Selasa, 23 April 2019 / 23:11 WIB
Bidik pertumbuhan laba 125%, ini strategi PT Timah (TINS)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) menargetkan perolehan laba bersih Rp 1,2 triliun pada tahun ini. Target laba ini naik 125,83% dibanding realisasi laba bersih tahun 2018 yang sebesar Rp 531,35 miliar. Untuk mengejar target tersebut, TINS telah merancang beberapa strategi.

Pertama, perusahaan tambang ini bakal meningkatkan tingkat keyakinan terhadap besar cadangan timah yang ada di izin usaha pertambangan (IUP) TINS, serta memfokuskan aktivitas penambangan di lokasi yang cadangannya relatif mudah. Salah satu caranya adalah melalui kerja sama dengan perusahaan Nigeria untuk mengeksplorasi sumber daya timah di negara tersebut.

Direktur Keuangan TINS Emil Ermindra mengatakan, dari cadangan timah yang ada di Indonesia, sebanyak 99% dikuasai oleh emiten BUMN ini. Asal tahu saja, per Oktober 2018, total cadangan aluvial TINS adalah sebesar 415.358 ton atau masih bisa bertahan sampai sepuluh tahun ke depan. Menurut Emil, eksplorasi tersebut berguna untuk menambah penguasaan cadangan perusahaannya.

Kedua, mempercepat produksi bijih timah menjadi logam melalui peningkatan kapasitas, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di seluruh mata rantai yang ada. Oleh karena itu, perusahaan ini akan melanjutkan pembangunan smelter. Perlu diketahui, smelter ini disokong dengan teknologi fuming yang dapat memproses kembali tin slag (non valued material) yang saat ini tidak bisa diambil dengan menggunakan tanur yang ada serta teknologi ausmelt untuk memproses kadar bijih timah antara 40%-60%.

Ketiga, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penjualan target pasar dunia potensial. Misalnya, dengan membuka kantor pemasaran yang terletak dekat dengan pasar potensial tersebut. Hal ini dijalankan sebagai usaha untuk memperbaiki sistem penjualan sehingga lebih efektif dan efisien. “Misalnya dengan membuka kantor pemasaran di Singapura untuk penjualan di pasar Asia,” kata Emil, Selasa (23/4).

Keempat, meningkatkan besar modal kerja yang murah untuk menunjang keseluruhan aktivitas operasional bisnis. Tahun ini, TINS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2,58 triliun. Besaran ini mencakup induk dan anak perusahaan. Belanja modal tersebut meningkat dari realisasi capex tahun 2018 yang sebesar Rp 1,18 triliun dari total anggaran capex Rp 2,3 triliun.

Kelima, peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Terakhir, sinergi bisnis dan operasi dengan sesama anggota perusahaan induk pertambangan dan anak perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×