kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bidik Penjualan Rp 94 Miliar, Begini Strategi OBM Drilchem (OBMD)


Rabu, 16 Februari 2022 / 19:41 WIB
Bidik Penjualan Rp 94 Miliar, Begini Strategi OBM Drilchem (OBMD)
Fasilitas produksi bahan aditif untuk mencegah kerugian yang terjadi dalam aktivitas pengeboran migas oleh PT OBM Drilchem Tbk (OBMD) di Karawang, Jawa Barat.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target produksi minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030 yang dicanangkan pemerintah menjadi katalis positif bagi kinerja PT OBM Drilchem Tbk (OBMD). OBM Drilchem pun semakin serius menggarap pasar domestik untuk mencapai pertumbuhan penjualan pada tahun ini.

Wakil Direktur Utama OBMD Ivan Alamsyah Siregar optimistis bisa kembali mencapai kenaikan kinerja penjualan. Sebagai gambaran, pada tahun lalu OBMD berhasil membukukan penjualan senilai Rp 66 miliar atau naik 10,18% dibandingkan raihan tahun 2020 yang sebesar Rp 59,9 miliar.

Sepanjang tahun ini, OBMD mengincar pertumbuhan penjualan sebanyak 30%-40%, atau bisa mencapai sekitar Rp 94 miliar. Manajemen OBMD berharap laba bersih yang bisa diraih pada tahun ini tumbuh sejalan dengan capaian penjualan.

Baca Juga: OBM Drilchem (OBMD) Memperluas Jangkauan Pasar Luar Negeri

"Kami berharap bisa in line. Pendapatan naik, profit after tax juga naik. Kalau untuk laba bersih 2021 masih dalam proses audit," ungkap Ivan kepada Kontan.co.id, saat kunjungan ke pabrik OBM Drilchem di Kiara Payung, Klari, Karawang pada Rabu (16/2).

OBM Drilchem sendiri merupakan produsen bahan aditif berteknologi serat untuk aktivitas pengeboran. Produk OBM Drilchem ini bertujuan mengurangi waktu non-produktif di site dengan membantu meningkatkan stabilitas dan mencegah kehilangan cairan pada sumur bor, mencegah penempelan diferensial, mengurangi torsi dan tarikan berlebihan, serta meningkatkan pembersihan lubang.

Ivan menerangkan, porsi penjualan produk OBM Drilchem selama masa pandemi lebih didominasi untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Setidaknya ada dua alasan mengapa porsi pasar domestik OBMD kian membesar.

Baca Juga: OBM Drilchem (OBMD) Siapkan Capex Rp 3,8 Miliar pada 2022

Pertama, faktor pandemi covid-19. Ivan mengungkapkan, permintaan dari pasar internasional seperti India, Pakistan, Austria, Australia, dan Timur Tengah sebenarnya tidak berkurang. Hanya saja, pandemi membuat transportasi dan logistik menjadi lebih sulit. Mulai dari kelangkaan kontainer, kenaikan biaya, hingga kebijakan lockdown di negara tujuan.

Kedua, permintaan dari pasar domestik juga semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan gencarnya aktivitas pengeboran minyak dalam upaya mencapai target produksi 1 juta barel per hari pada tahun 2030.

Oleh sebab itu, porsi penjualan yang sebelumnya 70% didominasi oleh ekspor dari 30% di pasar domestik, kini berbalik menjadi 70% domestik dan 30% ekspor. "Karena lokal sedang giat pengeboran, sedangkan ekspor masih ada kendala di logistik, meski permintaan sebenarnya tidak berkurang," ujar Ivan.

Baca Juga: OBM Drilchem (OBMD) Siapkan Dana untuk Mengerek Utilisasi Produksi

Untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dari pasar dalam negeri, OBMD pun akan meningkatkan kapasitas penyimpanan. OBMD berencana melakukan ekspansi dengan menambah pergudangan (warehouse) di Balikpapan agar mobilisasi produk bisa lebih efisien.

Ekspansi ini juga diperlukan lantaran rata-rata utilisasi warehouse yang saat ini berada di Karawang dan Balikpapan sudah mencapai 70%. Dengan permintaan yang terus meningkat, Ivan memperkirakan utilisasi warehouse bisa mencapai 100%.

OBMD pun segera merealisasikan penambahan warehouse tersebut pada periode semester pertama 2022. Sedangkan dana untuk ekspansi itu berasal dari belanja modal (capex) OBMD yang dianggarkan sebesar Rp 3,8 miliar pada tahun ini, yang bersumber dari operating profit.

Baca Juga: OBM Drilchem (OBMD) Membidik Pendapatan 2022 Tumbuh 20%

Adapun mengenai bahan dan formulasi produk OBM Drilchem, Ivan enggan untuk membeberkan secara rinci. Yang pasti, dia memastikan bahwa produk OBM Drilchem berasal dari limbah organik dan non-chemical dengan bahan-bahan yang seluruhnya diperoleh dari dalam negeri.

Menurut Ivan, hal itu menjadi keunggulan bagi produk OBM Drilchem baik di pasar lokal maupun internasional. Di pasar lokal, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 100%, produk OBM Drilchem menjadi incaran untuk mengisi proyek-proyek di Indonesia. 

Sedangkan di pasar internasional, produk OBM Drilchem diminati lantaran teruji dan masuk ke kategori yang ramah lingkungan. Bahkan, OBMD pun sedang bersiap untuk menerima tambahan permintaan dari pasar ekspor.

Ivan bilang, OBMD sedang melakukan beberapa penjajakan dan uji coba (trial) dengan perusahaan minyak raksasa asal Timur Tengah, yakni dari Uni Emirat Arab dan Quwait. Jika berjalan mulus, maka porsi penjualan OBMD tahun 2023 nanti akan menjadi 50:50 untuk pasar domestik dan ekspor.

Baca Juga: Baru listing, berikut target pertumbuhan kinerja OBM Drilchem tahun 2021 dan 2022

Namun, Ivan pun yakin permintaan dari pasar dalam negeri akan tetap tinggi dalam beberapa tahun ke depan. "(Target produksi 1 juta barel) jadi katalis positif, karena semakin banyak pengeboran, semakin banyak mereka minta produk kami. Target 1 juta barel itu impact-nya dari sekarang," terangnya.

Sedangkan untuk mesin produksi, OBMD masih akan mengandalkan dua mesin di pabrik Karawang untuk melakukan pencampuran (mixing) bahan-bahan yang sudah diformulasikan oleh supplier. Ivan menyebut, pihaknya belum berencana untuk menambah mesin produksi lantaran OBMD masih mampu memproduksi hingga 300.000 sak dengan satu mesin.

Sebagai gambaran, untuk mencapai target penjualan sebesar Rp 94 miliar pada tahun ini, produksi yang dibutuhkan mencapai sekitar 180.000 sak.

Baca Juga: Fakta-Fakta IPO 2021, Banyak Rekor Tercipta tapi Risiko Investasinya Lumayan Tinggi

Rekomendasi Saham

Sementara itu, dari sisi pergerakan saham, OBMD masih berada di zona merah. Saham OBMD turun 1 poin atau 0,84% di level Rp 118 pada perdagangan Rabu (16/2).

Kendati begitu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai OBMD memiliki prospek yang baik. Efek dari target produksi minyak 1 juta barel pada tahun 2030 dan penjajakan kerjasama dengan Timur Tengah menjadi katalis positifnya.

"Menurut saya OBMD memiliki prospek yang bagus ke depannya mengingat adanya momentum target produksi migas dari pemerintah," ujar William kepada Kontan.co.id, Rabu (16/2).

Baca Juga: OBM Drilchem (OBMD) Memperluas Jangkauan Pasar Luar Negeri

Secara teknikal, saham OBMD saat ini masih cenderung sideways setelah mengalami downtrend. Menurut William, pelaku pasar bisa terus mengamati support penting OBMD di level Rp 112 dengan target harga di area Rp 125 serta resistance penting di Rp 143.

Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga mengamini gerak saham OBMD masih cenderung sideways, lantaran belum mampu untuk tembus di support Rp 112 ataupun resistance Rp 138.

Dari sisi indikator, baik MACD maupun Stochastic saham OBMD masih menunjukkan tanda-tanda sideways. "Akan lebih baik wait and see terlebih dahulu," ujar Herditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×