Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bernada serupa, Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan, di tengah situasi ekonomi yang menghadapi perlambatan seperti saat ini, daya beli masyarakat menjadi faktor yang harus diperhitungkan. "Bukan hanya affordability yang penting tapi juga peningkatan purchasing power," kata Yasmin.
Apalagi, secara historis, pengaruh penurunan suku acuan terhadap peningkatan pembelian properti menggunakan hipotek atau KPR memiliki jeda enam bulan. Meskipun begitu, dia mengatakan bahwa valuasi saham-saham properti saat ini sudah tergolong murah.
Pencapaian penjualan pemasaran (marketing sales) beberapa emiten properti, seperti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan SMRA pada semester 1-2020 juga ia nilai cukup baik. Ambil contoh LPKR yang mencatatkan kenaikan marketing sales 26% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,05 triliun pada kuartal I-2020.
Baca Juga: Selama new normal, tren pencarian tanah melesat 60%
Kemudian, berdasarkan catatan Kontan.co.id, Direktur Utama LPKR John Riady memprediksi, penjualan LPKR pada kuartal II-2020 akan meningkat 65% yoy, menjadi Rp 349 miliar dari Rp 212 miliar di kuartal dua 2019. Manajemen LPKR juga mempertahankan target marketing sales Rp 2,5 triliun sepanjang 2020 karena didukung sejumlah proyek properti anyar, yakni Cendana Homes and Waterfront.
Oleh karena itu, menurut Yasmin, investor dapat mulai mengakumulasi beli saham LPKR, ASRI, dan SMRA. Hingga akhir tahun 2020, Yasmin memasang target harga di level Rp 230 untuk LPKR, ASRI Rp 150, dan SMRA Rp 1.000 per saham.
Baca Juga: Soal transparansi properti, Indonesia duduki peringkat 40 dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News