Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski pasar sepi perdagangan akibat libur natal, namun nilai tukar rupiah masih harus terseret turun. Diduga pelemahan ini pun akan berlanjut di awal pekan.
Di pasar spot, Jumat (25/12) nilai tukar rupiah tergelincir tipis 0,06% ke level Rp 13.631 per dollar AS. Sedangkan, di kurs tengah Bank Indonesia Rabu (23/12) valuasi rupiah justru tergerus 0,21% di level Rp 13.644 per dollar AS.
Andri Hardianto, Pengamat Mata Uang dan Komoditas mengatakan sebenarnya rupiah sempat menguat sebelum pasar Indonesia libur. Namun setelah rilis data ketenagakerjaan AS Kamis (24/12) rupiah harus kembali tergores. Data klaim pengangguran mingguan AS membaik dari sebelumnya 272 ribu menjadi 267 ribu. Itu menjadi sumber tenaga bagi USD sebelum libur.
“Internal sendiri ditopang kabar positif dari rilis paket kebijakan jilid delapan dan kenaikan target belanja pemerintah yang ikut menjadi amunisi penguatan rupiah,” kata Andri.
Nantinya pemerintah menargetkan belanja pemerintah di angka 92,2% dengan tujuan menjaga defisit sebesar 2,7%.
Namun karena liburnya aktivitas perdagangan BI otomatis di akhir pekan lalu pergerakan rupiah didominasi oleh sentimen eksternal. Sehingga katalis positif dari dalam negeri teracuhkan.
"Lagi pula dari sisi teknikal memang rupiah sudah rawan koreksi," kata Andri. Pasalnya memang pasca pengumuman kenaikan suku bunga The Fed beberapa waktu lalu, USD terus koreksi dan rupiah memanfaatkan momentum ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News