CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga, Emiten Poultry Makin Berkokok


Kamis, 19 September 2024 / 19:17 WIB
BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga, Emiten Poultry Makin Berkokok
ILUSTRASI. proyeksi dan rekomendasi emiten poultry


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan BI Rate 25 basis poin (bps) menjadi 6% pada Rabu (18/9). Sementara dari global, Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75%-5%.

Nah, efek dari pemangkasan suku bunga acuan baik dari dalam negeri maupun global dinilai memberikan dampak positif bagi emiten berbasis poultry atau unggas.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan pemangkasan suku bunga ini menjadi katalis positif bagi emiten poultry. Pasalnya, penurunan suku bunga yang di luar ekspektasi ini membuat borrowing cost perusahaan bisa berkurang. 

"Sehingga permintaan di sektor poultry bisa lebih perform lagi," kata Nafan kepada Kontan, Kamis (19/9).

Nafan melihat kondisi emiten poultry tetap prospektif ke depannya terlihat dari produk seperti day old chicken dan ayam broiler yang mengalami kenaikan permintaan. Namun, di sisi lain naiknya harga pakan ternak akan menekan marjin laba dari perusahaan.

Baca Juga: Deretan Saham Blue Chip Ini Masih Laggard, Ini Rekomendasi yang Layak Dikoleksi

Tak hanya itu, Nafan berpendapat emiten poultry juga masih bisa tumbuh positif lantaran stabilnya perekonomian domestik yang utamanya ditopang oleh kuatnya konsumsi dalam negeri.

Nafan menilai pergerakan saham seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dalam kondisi sideways. "Mudah-mudahan bisa bentuk fase re-akumulasi dalam rangka melanjutkan uptrend-nya," tuturnya.

Pergerakan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga cenderung sideways dan sempat berada di demand area, yang pada akhirnya terjadi rebound.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyampaikan pemangkasan suku bunga ini tidak berpengaruh signifikan terhadap sektor poultry. Sebab, peningkatan daya beli masyarakat belum terlihat. 

"Hal ini harus seimbang bagaimana kebijakan dari pemerintahan yang baru untuk mendorong daya beli," jelas Azis kepada Kontan, Kamis (19/9).

Azis memproyeksikan kinerja emiten poultry pada semester II-2024 akan cenderung melambat dibandingkan pada semester I-2024, mengingat hari besar nasional yang cenderung sedikit. 

Azis melihat pergerakan saham di sektor ini juga cenderung sideways karena pelaku pasar cenderung menunggu result di kuartal III-2024.

 

"Kenaikan harga saham poultry kemarin pun sudah ter priced-in sebelum kinerja keuangannya rilis," ucapnya.

Azis merekomendasikan untuk trading buy saham CPIN dengan target Rp 5.225-Rp 5.250 per saham.

Sementara Nafan, merekomendasikan accumulative buy saham CPIN dengan target harga Rp 4.970 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×