Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah melanjutkan penguatannya dalam tiga hari berturut-turut di hadapan dollar AS. Kali ini setelah pernyataan The Fed yang tidak sesuai ekspektasi pasar.
Di pasar spot Kamis (19/3) nilai tukar rupiah terhadap USD kembali menguat 1,04% ke level Rp 13.039 dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia rupiah merangkak naik 1,18% ke level Rp 13.008.
Pada Kamis (19/3) hasil FOMC menunjukkan bahwa The Fed masih mengirimkan sinyal dovish. Perekonomian Amerika Serikat ternyata tidak seperti apa yang diharapkan oleh The Fed. Sehingga akhirnya peluang menaikkan suku bunga yang tadinya sebesar 1,125% diubah menjadi 0,625%. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi yang proyeksinya dipotong dari 2,5% - 2,7% menjadi 2,3% - 2,5%.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures mengatakan bahwa faktor FOMC membuat rupiah mendapat peluang untuk naik. Pasar memilih mengambil aksi profit taking. Melepas sementara karena index dollar AS yang sudah cukup lama menguat.
Namun penguatan ini hanya bersifat sementara. “Walaupun memang masih akan berlanjut pada Jumat (20/3),” kata Suluh.
Pasalnya, pernyataan The Fed yang tidak agresif seperti biasanya ini beriringan dengan rilis data ekonomi Indonesia yang memuaskan. Ditambah lagi keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga di level 7,5% pada Selasa (17/3) lalu.
“Sehingga dari sisi internal, kita sedang punya daya tahan yang baik,” tambah Suluh. Keadaan akhir pekan yang minim sentimen membuat peluang rupiah menguat masih terbuka.
Suluh menduga Jumat (20/3) rupiah bisa bergulir di antara Rp 12.950 – Rp 13.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News