Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih berpotensi menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani undang-undang stimulus senilai US$2,3 triliun. Senat AS yang kini bersiap memberikan suara mengenai tambahan jumlah stimulus yang diterima setiap warga AS dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 juga menjadi katalis positif bagi pergerakan kurs rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/12), rupiah menguat 0,18% ke Rp 14.130 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,11% ke Rp 14.169 per dolar AS.
Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan adanya rencana perubahan pengaturan anggaran stimulus dari US$ 600 menjadi US$ 2.000 membuat rupiah berpotensi menguat. "Kalau setiap warga AS jadi menerima US$ 2.000 maka uang yang warga AS terima akan semakin banyak yang nasabah ritel disana berpotensi menggairahkan pasar modal," kata Mikail, Selasa (29/12).
Baca Juga: IHSG melemah 0,94% pada Selasa (29/12) diiringi net sell investor asing
Sementara, Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong melihat pembahasan lebih detil mengenai stimulus AS cenderung membuat dolar AS melemah. Sedangkan, secara teknikal rupiah masuk dalam level konsolidasi. "Penguatan rupiah terbatas karena faktor jelang akhir tahun dan masuk masa konsolidasi," kata Lukman.
Prediksi Mikail rupiah besok bergerak di level Rp 13.900 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS. Sedangkan, Lukman memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 14.100 per dolar AS-Rp 14.200 per dolar AS.
Baca Juga: Prospek investasi obligasi pada 2021 masih cerah, cermati strategi berikut ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News