kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bersinergi, laju emiten taksi masih terbatas


Kamis, 02 Februari 2017 / 22:42 WIB
Bersinergi, laju emiten taksi masih terbatas


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Emiten taksi ramai-ramai menggandeng perusahaan transportasi berbasis aplikasi. Satu persatu perusahaan taksi mulai bersinergi dengan aplikasi tersebut.

Setelah PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) bersinergi dengan Uber, kini giliran PT Blue Bird Tbk (BIRD) resmi bermitra dengan PT Gojek Indonesia pada 31 Januari lalu. Mulai saat ini, taksi Blue Bird masuk di Gojek App.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang bilang, inisiatif kerjasama ini sebenarnya terlambat. Sehingga, efek positif terhadap prospek emiten transportasi terutama jasa taksi sifatnya terbatas.

Sekarang, pasar aplikasi transportasi online sudah mulai penuh. Bukan hanya perusahaan aplikasinya saja, tapi armada masing-masing perusahaan aplikasinya juga semakin bertambah.

Dulu, mencari Go-jek cukup sulit. Tapi sekarang, ojek online tersebut bertebaran di mana-mana. Demikian pula dengan Uber dan perusahaan aplikasi transportasi online lainnya. "Jadi, sebenarnya mereka (TAXI dan BIRD) terlambat kalau baru masuk sekarang yang mana kolamnya sudah mulai sesak," ujar Edwin, Kamis (2/2)

Terbatasnya sentimen akselerasi kinerja emiten, lanjut Edwin, pada akhirnya juga akan tercermin oleh pergerakan sahamnya. Ini sudah terlihat pada pergerakan saham TAXI.

Pada penutupan perdagangan kemarin, saham TAXI ditutup menguat 5,20% ke level Rp 182 per saham. Tapi, harga ini masih di bawah harga saat TAXI mengumumkan kerjasama dengan UBER jelang penutupan akhir tahun lalu. Saat itu, harga sahamnya sempat menyentuh level Rp 206 per saham, lompat 35% dibanding harga pembukaannya.

Sehari setelahnya, tepatnya pada 20 Desember 2016, harga sahamnya bahkan sempat menyentuh Rp 240 per saham. Namun pada penutupan sore harinya, saham TAXI kembali turun hampir 1% hingga ke level Rp 204 per saham.

Berbeda dengan saham BIRD yang masih merasakan sentimen kerjasama dengan Go-Jek. Pada perdagangan kemarin, saham BIRD naik 0,69% ke level Rp 2.920 per saham. Namun, harga ini masih dibawah level harga saham perseroan yang sempat menyentuh level tertinggi pekan ini, Rp 2.980 per saham. Lompatan saham BIRD terjadi pada 1 Februari yang mana saham ini naik 3% ke level Rp 2.880 per saham.

"Harga saham akan kembali pada fundamentalnya, mungkin kondisi yang berbeda bisa terjadi jika mereka (TAXI dan BIRD) sudah dari dulu melakukan kerjasama ini, sebelum ramai-ramai aplikasi online" jelas Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×