kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bersiap, SR-006 mulai ditawarkan 14 Februari


Senin, 27 Januari 2014 / 07:30 WIB
Bersiap, SR-006 mulai ditawarkan 14 Februari
Ini Saham yang Banyak Dijual Asing pada Perdagangan Kemarin, Senin (5/9)


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Investor ritel bisa mulai menyiapkan kocek, jika ingin berinvestasi di surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk ritel. Pemerintah berencana menawarkan instrumen ini mulai  14 Februari 2014 mendatang.

Deputi Direktur Sukuk Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, Wien Irwanto menyatakan, masa penawaran sukuk ritel akan berlangsung selama dua pekan, terhitung 14 - 28 Februari 2014.

"Untuk target dana akan kami sesuaikan kebutuhan pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), serta permintaan dari investor," ujar Wien.

Sumber KONTAN menyebutkan, pemerintah akan menawarkan kupon menggiurkan untuk sukuk ritel seri SR-006  ini, yakni di kisaran 9% - 9,5% per tahun. Sekadar perbandingan, tahun lalu, pemerintah menerbitkan SR-005 senilai Rp 14,968 triliun, dengan kupon sebesar 6%.

Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, total permintaan yang masuk dari investor berkisar Rp 15 triliun-Rp 20 triliun.

Prediksi tersebut berdasarkan minat agen penjual yang cukup optimistis mencapai target yang diberikan. "Permintaan juga tergantung pada indikasi kupon yang diberikan pemerintah," paparnya.

Kupon 8%-9,4%

Kata Desmon, penetapan kupon sukuk ritel bakal dipengaruhi inflasi dan tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) tinggi.

Prediksinya, tekanan inflasi Januari akan cukup tinggi didorong kenaikan harga gas 12 kilogram dan harga bahan pangan akibat banjir. Ditambah lagi tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, yang belum menunjukkan perbaikan.

"Jika inflasi dan rupiah makin tertekan, bukan tidak mungkin BI Rate kembali dinaikkan. Hal ini akan mengerek ekspektasi investor terhadap kupon," papar Desmon.

Di sisi lain, kenaikan BI rate bakal mendorong perbankan mengerek suku bunga simpanan. Dampaknya, akan ada persaingan memperebutkan dana antara sukuk ritel dengan perbankan. "Jika kupon sukuk ritel tidak menarik, kemungkinan investor lebih memilih menempatkan dana di bank," ungkap Desmon.

Lanjut Desmon, tingkat permintaan dan penawaran juga akan mempengaruhi penetapan kupon SR-006. Menurutnya, pemerintah akan memiliki daya tawar, jika jumlah permintaan yang masuk dari investor semakin tinggi. Artinya, pemerintah dapat menekan kupon menjadi jauh lebih rendah. "Menurut saya, kupon sukuk ritel yang menarik untuk investor di kisaran 8% hingga 8,5%," ujarnya.

Sementara, Danareksa Sekuritas, salah satu agen penjual SR-006 mengaku, mengajukan permintaan kupon kepada pemerintah berkisar 8,5% - 9%. "Instrumen ini cukup menarik bagi investor, sehingga permintaan pun cukup tinggi," ujar Yudistira Slamet, Assistant Vice President Head of Debt Research Danareksa Sekuritas.

Sementara, Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas,  Handy Yunianto mengaku, pihaknya telah mengusulkan kupon 8,9% - 9,4%.  "Namun adjustable masih bisa berubah tergantung pasar," tuturnya. Adapun, target dana yang dibidik sekitar Rp 1 triliun.

Nah, investor yang berminat memesan instrumen ini bisa mulai menghubungi 28 agen penjual yang telah ditunjuk oleh pemerintah.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×