Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) terus melakukan diversifikasi bisnis di tengah pelemahan harga batubara global. Emiten ini membuka peluang akuisisi tambang emas baru dan terus merampungkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati berkapasitas 2x2.000 Megawatt (mw).
Beberapa analis menilai langkah UNTR tahun ini masih cukup berat seiring pelemahan harga batubara.
Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengatakan, secara umum sektor pertambangan dan komoditas batubara masih cenderung stagnan karena komoditas masih terkena imbas dari isu geopolitik ditambah dengan adanya virus corona.
“Namun secara domestik mungkin masih ada kesempatan karena pemerintah meningkatkan target kuota produksi batubara menjadi 550 juta ton di full-year 2020,” terang Catherina kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) buka peluang akuisisi tambang baru
Senada, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai, dari sisi target penjualan alat berat UNTR sudah menunjukkan pertumbuhan yang stagnan. Kontribusi terbesar yang datang dari bisnis batubara PAMA juga sangat terpengaruh terhadap harga batubara sehingga prospek UNTR cukup berisiko ke depannya.
Ia menilai, kinerja PAMA akan menentukan perform aUNTR ke depan. Sebab, kontribusi tambang emas Martabe juga masih cukup kecil terhadap topline UNTR.
Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis yang mengatakan lini bisnis kontraktor penambangan masih menjadi kontributor utama bagi UNTR tahun ini.
“Kontributor terbesar selama ini adalah bisnis kontraktor penambangan. Tidak ada perubahan,” terang dia kepada Kontan.co.id, Minggu (9/2).
Baca Juga: Kinerja bisnis jasa pertambangan United Tractors (UNTR) tumbuh positif di tahun lalu