Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) diyakini masih akan terus moncer pada tahun ini. Hal ini tidak terlepas dari potensi kinerja perusahaan yang berada di dalam portofolio SRTG membukukan kinerja yang solid.
Analis Sucor Sekuritas Adrianus Bias Prasuryo mengatakan SRTG akan diuntungkan oleh solidnya kinerja perusahaan yang dimilikinya seperti PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Menurutnya, selain didukung kinerja solid sepanjang Januari - September 2021, kinerja kuartal IV-2021 kedua perusahaan tersebut diyakini akan kembali solid. ADRO akan diuntungkan dengan lebih tingginya average selling price (ASP) batubara, sementara TBIG akan merasakan keuntungan dari akuisisi IBST.
“Ini akan menguntungkan SRTG melalui potensi re-rating untuk ADRO dan TBIG serta pendapatan dari dividen yang akan lebih tinggi untuk kinerja 2022-2023,” tulis Adrianus dalam risetnya pada 21 Februari.
Baca Juga: Harga Komoditas Terkerek, Saham-Saham Ini Jadi Top Picks Mirae Asset Sekuritas
Selain dari kinerja solid di 2021, SRTG juga akan masih menikmati moncernya perusahaan yang berada di dalam portofolionya pada tahun ini. Adrianus mengatakan hal ini tidak terlepas dari eksposur SRTG terhadap sektor komoditas yang besar. Adapun, kontribusi perusahaan berbasis komoditas memiliki sumbangsih hampir 54% terhadap NAV keseluruhan SRTG.
Mayoritas, sumbangsing tersebut datang dari ADRO dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Pada tahun ini, kedua perusahaan tersebut dinilai akan menjadi katalis positif lantaran adanya tren bullish harga komoditas yang akan berlanjut seiring dengan potensi kenaikan inflasi global.
Walau punya eksposur terhadap komoditas yang besar, Adrianus menyebut SRTG tetap menunjukkan komitmen yang kuat untuk memiliki skor ESG yang lebih baik. Ini akan menjadi katalis positif secara jangka panjang ketika investor semakin mempertimbangkan faktor ESF ke depannya.
Keseriusan SRTG dalam ESG bisa dilihat dari dukungan yang diberikan ke perusahaan di bawah portofolionya untuk berinvestasi dan mengeksplorasi ekonomi hijau. Seperti, alumina plant di ADRO dan kerjasama MDKA dengan CATL untuk pengembangan baterai kendaraan listrik. SRTG juga melakukan investasi langsung ke Xurya Daya Indonesia, sebuah startup yang memiliki fokus pengembangan infrastruktur tenaga matahari.
Baca Juga: Saham-Saham Emiten Komoditas Naik Tinggi, Simak Rekomendasi Analis Berikut Ini
Dari sisi NAV, Adrianus juga menyebut NAV STRG melalui perusahaan yang listing di bursa telah melonjak 74% you pada tahun 2021. Menurutnya, ini menyiratkan kinerja yang luar biasa karena memiliki pertumbuhan rata-rata pendapatan sebesar 48% dalam tiga tahun.
“Ini akan memberi SRTG banyak fleksibilitas untuk strategi monetisasi guna lebih meningkatkan alokasi portofolionya dan untuk memanfaatkan peluang apa pun di masa mendatang,” imbuh Adrianus.
Sementara itu, beberapa perusahaan yang tidak terdaftar di bursa dalam portofolio SRTG seperti Primaya Hospital dan MGM Logistic juga telah menjadi scalable untuk melakukan monetisasi melalui IPO.
Hal ini pada akhirnya berpotensi membuka kontribusi mereka untuk SRTG sekaligus menyediakan dana yang diperlukan untuk ekspansi di masa depan.
Dengan berbagai hal tersebut, Adrianus menaikkan proyeksi pendapatan SRTG untuk 2022 dan 2023 menjadi Rp 1,24 triliun dan Rp 1,39 triliun dari sebelumnya Rp 1,02 triliun dan Rp 1,08 triliun. Sementara untuk laba bersihnya sebesar Rp 390 miliar dan Rp 413 miliar untuk masing-masing 2022 dan 2023.
Ia pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham SRTG dengan target harga Rp 3.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News