kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Berniat Rebalancing Portofolio Pasca Suku Bunga The Fed Turun? Begini Saran Analis


Senin, 16 September 2024 / 18:14 WIB
Berniat Rebalancing Portofolio Pasca Suku Bunga The Fed Turun? Begini Saran Analis
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi aman.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era suku bunga tinggi akan segera berakhir. Pasar obligasi dan pasar saham diproyeksikan akan semakin menarik.

CEO PT Pinnacle Persada Investama alias Pinnacle Investment, Guntur Putra mengatakan, obligasi dan saham akan tersengat naik. Untuk pasar obligasi, penurunan suku bunga akan membuat harga obligasi naik karena kupon obligasi yang ada menjadi lebih menarik dibandingkan dengan suku bunga pasar yang lebih rendah.

"Selain itu, yield obligasi yang lebih rendah akan mendorong investor untuk mencari obligasi yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/9).

Untuk pasar saham, pemangkasan suku bunga the Fed berpotensi mendatangkan capital inflow, sehingga akan meningkatkan likuiditas di pasar dan menurunkan biaya pinjaman. Hal tersebut berpotensi meningkatkan laba perusahaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut, kata Guntur, dapat meningkatkan daya tarik saham, terutama untuk sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga.

Selain itu, reksadana, termasuk ETF yang memiliki underlying obligasi dan saham juga akan mendapatkan manfaat dari penurunan suku bunga.

"Sebab harga obligasi yang lebih tinggi meningkatkan nilai aset di dalam reksadana atau ETF tersebut," paparnya.

Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga Kian Dekat, Waktunya Masuk Aset Berisiko?

Apalagi secara historis, kinerja pasar saham dan obligasi cenderung naik saat adanya pemangkasan suku bunga. Ia mencontohkan pada periode 2008-2009 setelah The Fed memotong suku bunga, indeks saham seperti S&P 500 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jangka panjang, meskipun dampak jangka pendek bisa lebih fluktuatif.

CEO and Founder Finansialku, Melvin Mumpuni pun mengamini. Menurutnya, kedua instrumen itu akan mendapatkan efek positif dari adanya pemangkasan suku bunga.

"Untuk saham, perusahaan di sektor 'high debt' juga umumnya akan diuntungkan," sebutnya.

Karenanya, mereka menilai investor dapat melakukan portofolio rebalancing untuk memaksimalkan keuntungan. Hanya saja, mereka juga menegaskan untuk menyesuaikan dengan tujuan investasi dan profil risiko.

Melvin menilai, dengan kondisi saat ini maka investor dengan tipe risiko konservatif dapat mengalokasikan dananya 20% ke aset capital gain yang risiko lebih tinggi. Lalu 40% di aset yang menghasilkan cash flow dan 40% di aset likuid.

Lalu tipe moderat dengan rancangan 40% pada capital gain, 30% cash flow, dan sisanya pada aset likuid.

"Untuk agresif sebesar 50% capital gain, 30% cash flow, dan 20% aset likuid," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×