kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemangkasan Suku Bunga Kian Dekat, Waktunya Masuk Aset Berisiko?


Senin, 16 September 2024 / 17:59 WIB
Pemangkasan Suku Bunga Kian Dekat, Waktunya Masuk Aset Berisiko?
ILUSTRASI. Instrumen investasi saham dan obligasi diprediksi bakal tersengat naik.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan suku bunga kian dekat jelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 September 2024. Instrumen investasi saham dan obligasi diprediksi bakal tersengat naik.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan suku bunga the Fed berpotensi mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan global. "Yang kemudian mendorong peningkatan permintaan di berbagai aset keuangan domestik yang relatif berisiko, dalam hal ini saham dan obligasi," ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (13/9).

Josua berpandangan, efek pemangkasan suku bunga terhadap pasar obligasi akan menurunkan yield, yang kemudian mendorong kenaikan harga. Sementara di pasar saham, penurunan suku bunga the Fed akan meningkatkan likuiditas, yang kemudian menaikkan kinerja saham domestik.

Secara historis, penurunan suku bunga the Fed kurang lebih mampu menurunkan yield hingga 75bps-100bps dari awal sinyal pemotongan hingga akhir pemotongan pada tahun 2019. Sementara dampaknya terhadap pasar saham berada di kisaran 5%-8% lebih tinggi.

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Dipangkas, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Ia pun meyakini bahwa pemangkasan suku bunga tidak ada tanda-tanda untuk mundur kembali. Sebab, sinyal dari the Fed maupun ekspektasi pasar telah mengafirmasi pemotongan suku bunga pada September 2024, setidaknya sebesar 25bps.

Namun memang, lanjut Josua, saat ini pertanyaan di pasar berkaitan dengan besaran pemotongan suku bunga pada bulan ini.

Nah, dengan adanya pemangkasan suku bunga the Fed, Josua menilai sudah seharusnya investor mampu lebih agresif dalam mengatur portofolionya. "Investor memang seharusnya mampu lebih agresif dalam penempatan portoflionya dari sebelumnya banyak kontribusi di aset safe haven menjadi lebih banyak aset yang lebih berisiko, sejalan dengan peningkatan sentimen risk-on di pasar keuangan global," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×