Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
Meski pendapatan SCMA yang kurang baik pada kuartal I-2020, Elbert menilai SCMA bisa sedikit bernafas lega seiring Gross Profit Margin (GPM) SCMA yang justru bisa tumbuh 82 bps yoy menjadi 55,5%. Elbert menyebut kenaikan ini didorong oleh penghematan biaya seiring SCMA bisa menjalankan re-runs beberapa program dan produksi konten yang dihentikan.
Baca Juga: Pendapatan Iklan Turun, Saham Emiten Media Dibilang Masih Menarik, Kok Bisa?
“Meski dari segi permintaan re-runs cenderung rendah dibandingkan konten baru, setidaknya dari segi biaya jauh lebih murah. Kami memperkirakan GPM pada akhir 2020 akan naik ke 50,5% dibandingkan 48,2% pada 2019,” tambah Elbert.
Analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam risetnya pada 18 Mei 2020 juga mengungkapkan hal yang serupa. Semenjak SCMA mengandalkan program re-run, dari segi share penonton tercatat mengalami penurunan, khususnya pada penayangan prime-time. Pada 20 April, share penonton pada jam prime-time SCMA turun 370 bps secara month over month menjadi 29,7%.
“Berdasarkan pengamatan pada setengah bulan pertama Mei juga tidak mengindikasikan adanya kenaikan. Tetapi pada akhirnya, ini akan membuat peningkatan gross margin SCMA seiring biaya penyiaran dan produksi yang semakin murah,” pungkas Gani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News