Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) terus memperluas jaringan gerai. Rencananya, Ramayana akan membuka gerai baru di enam lokasi yaitu Cililitan, Cibinong, Pekalongan, Ambon, Tasikmalaya dan Malang.
Gerai baru akan dibuka bertahap dari Maret hingga Agustus 2013 dengan bujet investasi Rp 350 miliar - Rp 400 miliar. Head of Research Bahana Securities, Harry Su, memperkirakan, RALS bisa menambah enam - delapan gerai di 2013. Namun, jumlah toko yang pasti dibangun baru enam.
Tahun lalu, Ramayana membuka tujuh gerai baru. Penambahan gerai ini akan positif bagi Ramayana. Sebab, perusahaan bisa memompa kenaikan pendapatan dari gerai-gerai baru.
Harry menghitung, enam gerai anyar itu akan menyumbang 6%-7% penjualan RALS di tahun ini. "Perusahaan bisa menambah pendapatan hingga Rp 500 juta. Nilainya belum besar karena toko dibuka bertahap," tutur dia.
RALS mengklaim, enam toko baru ini bisa menambah luas gerai RALS hingga menjadi 70.000 m² di tahun ini. Tapi, hitungan analis Danareksa Securities, Anindya Saraswati, luas gerai RALS tahun ini akan menjadi 50.000 m².
Anindya memperkirakan, secara keseluruhan, penambahan toko baru akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan hingga 14%. Ramayana juga berencana memperkecil luas supermarket dan menambah luas gerai pakaian. Menurut Anindya, rencana tersebut akan positif bagi laba bersih Ramayana.
Pasalnya, kontribusi supermarket memang lebih kecil dibanding gerai pakaian. Namun, terhadap pendapatan, supermarket menyumbang cukup besar. Sampai kuartal III tahun lalu, kontribusi supermarket mencapai 27% dari total pendapatan. Hanya saja, marginnya kecil.
Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengatakan, RALS bisa meningkatkan pertumbuhan penjualan hingga 20% di 2013. Namun, unjuk rasa buruh dan kemungkinan banyaknya pemutusan hubungan kerja akan membuat target lebih konservatif.
Sementara, kontribusi toko baru, menurut Adrian, sebesar 2,5% dari pendapatan total. Adrian dalam risetnya menghitung, RALS membukukan penjualan senilai Rp 461 juta pada Januari. Jumlah tersebut lebih rendah 5,8% year on year. Menurunnya performa ini disebabkan banjir di Jakarta. Selain itu, sentimen kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI belum meningkatkan penjualan Ramayana.
Anindya menghitung, 80% dari karyawan RALS digaji sesuai UMP. Sehingga, pengeluaran RALS untuk upah pada tahun ini akan bertambah hingga 21%. Tapi, RALS juga mendapat keuntungan dari kenaikan UMR. Sebab, kemampuan beli masyarakat level bawah meningkat seiring naiknya upah. Rata-rata pertumbuhan penjualan diyakini bisa mengimbangi naiknya pengeluaran.
Karena itu, Harry Su merekomendasikan beli pada saham RALS karena harganya masih murah. Ia menargetkan harga Rp 1.350 per saham dengan PER 17,3 kali di 2013. Sementara, PER industri sebesar 21 kali.
Kedua analis lain juga menyarankan beli saham RALS. Anindya memasang harga di Rp 1.400 dengan PER 2013 sebesar 19,9 kali. Sementara Adrian memberi target Rp 1.400. Kamis (14/2), harga saham RALS naik 3,57% menjadi Rp 1.160 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News