kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Berikut Sentimen yang Membuat Saham Bank dalam Tren Pelemahan


Kamis, 13 Maret 2025 / 20:57 WIB
Berikut Sentimen yang Membuat Saham Bank dalam Tren Pelemahan
ILUSTRASI. Pergerakan saham perbankan memang tengah mengalami tren pelemahan sejak awal tahun 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlos/14/07/2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham perbankan memang tengah mengalami tren pelemahan sejak awal tahun 2025. Tengok saja, pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada hari ini, Kamis (13/3) berada di level Rp 8.975 per saham atau melemah 7,24% sejak awal tahun 2025. 

Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga melemah 6,86% secara tahun berjalan atau berada di level Rp 3.800 per saham. 

Adapun harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) saat ini bertengger di level Rp 4.740 per saham atau melemah 16,84% sejak awal tahun 2025. 

Sementara, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berada di posisi Rp 2.550 per saham atau terkoreksi 6,59% secara tahun berjalan.

Selanjutnya, ada saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang terpantau mengalami pelemahan 27,19% secara tahun berjalan atau berada di level Rp 830 per saham.

Baca Juga: Analis Proyeksikan Tekanan Jual Asing pada Saham Perbankan Kian Mereda

Sentimen Pemberat Saham Perbankan

Head of Research dan Chief Economist Mirae Asset Sekuritas menyoroti bahwa sentimen pemberat dari saham perbankan saat ini berasal dari ketatnya likuiditas perbankan, yang berpotensi menekan profitabilitas sektor tersebut. Selain itu, muncul kekhawatiran terkait peningkatan rasio kredit bermasalah Non Performing Loan (NPL).

Rully juga melihat investor asing tengah melakukan rebalancing portofolio, tidak hanya di sektor perbankan tetapi juga di seluruh pasar saham Indonesia. 

"Mayoritas yang dijual asing ialah perbankan, yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia," kata Rully kepada Kontan, Kamis (13/3).

Saat ini, belum ada faktor yang mampu menopang likuiditas saham perbankan. Di sisi lain, investor domestik masih bersikap hati-hati dalam mengakumulasi saham, terutama dengan derasnya arus modal asing yang terus keluar.

Beberapa broker yang aktif melepas saham perbankan seperti BMRI dan BBRI di antaranya adalah CLSA, Macquarie, dan CGS.

Baca Juga: Musim Dividen Perbankan Tiba, Intip Rekomendasi Analis

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi berpandangan tekanan saham big bank didorong beberapa sentimen.

Pertama, rilis kinerja di tahun 2024 yang di bawah ekspektasi, terlebih dari kenaikan cost of credit seiring dengan suku bunga yang tinggi.

Kedua, tekanan jual asing, seiring dengan beberapa lembaga asing menurunkan rating saham Indonesia menjadi underweight.

Ketiga, kekhawatiran dampak atas kebijakan tarif Trump, khususnya untuk ekonomi makro dalam negeri.

"Saham big bank yang paling banyak dilepas asing secara tahun berjalan, ialah BBCA Rp 6,59 triliun, BMRI Rp 4,78 triliun, BBRI Rp 3 triliun," ucap Audi kepada Kontan, Kamis (13/3)

Audi juga menjelaskan aksi inflow diperkirakan masih berlanjut seiring dengan terciptanya stabilitas, baik dalam ekonomi domestik maupun meredanya kekhawatiran terhadap dampak kebijakan tarif. 

Selain itu, pemangkasan suku bunga acuan The Fed (FFR) juga berpotensi mendorong arus keluar modal dari pasar AS, yang dapat menjadi katalis bagi aliran dana masuk ke pasar domestik.

Audi juga menerangkan, berdasarkan data summary broker secara year to date, terlihat beberapa broker asing yang aktif melakukan aksi jual pada saham perbankan besar. Di BBCA, JP Morgan (BK) mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,2 triliun, diikuti oleh CGS International (YU) sebesar Rp 1,8 triliun. 

Sementara itu, pada BBRI, aksi jual dilakukan oleh CLSA (KZ) dan CGS International (YU), masing-masing sebesar Rp 1,7 triliun. Untuk BMRI, Maybank (ZP) tercatat melepas saham senilai Rp 1,3 triliun.

Baca Juga: Terkoreksi di Akhir Pekan, Tapi Saham Bank Besar Menguat dalam Perdagangan Sepekan

Di sisi lain, aksi beli juga terlihat pada saham-saham tersebut. Pada BBCA, Mirae Asset (YP) menjadi pembeli utama dengan akumulasi Rp 730 miliar. Sementara itu, pembelian BBRI didominasi oleh investor domestik, dengan Bahana (DX) dan Mandiri (CC) masing-masing mengakumulasi Rp 1,5 triliun. Untuk BMRI, Mirae Asset (YP) tercatat melakukan pembelian sebesar Rp 501 miliar.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengatakan ada banyak sentimen yang membuat saham bank merosot.

Salah satunya adalah ketidakjelasan terkait program pemerintahan baru, seperti Danantara, yang hingga kini belum transparan dalam rencana optimalisasi dana. Selain itu, rencana penghapusan kredit UMKM juga menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan kredit.

Kemudian, ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait arah kebijakan suku bunga acuan, turut memberikan tekanan pada pasar saham, khususnya sektor perbankan. 

"Baru-baru ini juga ada rilis laporan keuangan Q4-2024 sektor perbankan yang menunjukkan perlambatan di pertumbuhan laba bersih," kata Indy kepada Kontan, Kamis (13/3).

Di samping itu, Indy melihat pergerakan investor asing mencerminkan adanya strategi rebalancing portofolio, mengingat saham perbankan Indonesia masih dibayangi isu politik dan transparansi kebijakan. 

Arus asing juga bisa dipicu baru-baru ini karena Morgan Stanley memangkas rekomendasi untuk saham Indonesia dengan menilai return on equity (ROE) saham China lebih menguntungkan dari Indonesia sehingga asing juga terlihat bisa lebih tertarik ke pasar emerging lain

Ke depan, langkah-langkah Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah menjadi faktor penting yang perlu dicermati oleh pelaku pasar.

Indy menyarankan bagi investor untuk mengoleksi saham bank seperti BMRI dan BBRI dengan target harga masing-masing Rp 6.100 dan Rp 5.250 per saham.

Selanjutnya: Analis Prediksi Pembagian Saham Bonus Mandala Multifinance Perkuat Modal & Likuiditas

Menarik Dibaca: 4 Buah Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Baik buat Jantung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×