kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Berikut saham-saham yang diuntungkan di tengah menguatnya kurs rupiah


Rabu, 06 Januari 2021 / 21:08 WIB
Berikut saham-saham yang diuntungkan di tengah menguatnya kurs rupiah
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

Sukarno memberikan rekomendasi trading buy untuk saham-saham tersebut. Pelaku pasar bisa memperhatikan sinyal teknikal untuk kembali masuk di saham-saham tersebut.

“Terutama saham konstruksi sudah menunjukkan sinyal buy kembali dan dalam tren kenaikan. Sovereign wealth fund (SWF) menjadi sentimen tambahan untuk sektor konstruksi,” ujarnya.

Sedangkan, emiten yang tidak diuntungkan dengan penguatan rupiah yaitu emiten yang berorientasi pada ekspor seperti emiten garmen. Misalnya saja PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), dan PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI). Sukarno menambahkan, meski tak diuntungkan dengan menguatnya rupiah, akan tetapi saham-saham ini memiliki prospek yang cukup baik.

Baca Juga: Bursa Asia drop, IHSG memimpin penurunan dipicu pembatasan Jawa-Bali

Di lain sisi, Analis Philip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr mengungkapkan penguatan rupiah akan memberikan dampak positif bagi beberapa sektor tertentu apabila terjadi secara terus-menerus.

“Jika penguatan berlanjut, maka dampak positif bisa menuju sektor yang banyak impor bahan baku, sehingga mereka beli bahan baku lebih murah. Dan emiten yang punya banyak utang denominasi USD, sehingga mereka bayar utang dengan lebih murah,” jelas Zamzami.

Ia menambahkan, emiten yang banyak melakukan impor bahan baku seperti sektor farmasi, otomotif KLBF dan ASII. Sementara emiten yang banyak utang USD yakni dari sektor properti seperti LPKR, ASRI, dan PWON.

Selanjutnya: Pemerintah resmi perketat PSBB, bagaimana dampaknya bagi IHSG ke depan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×