kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.296   -201,00   -1,25%
  • IDX 6.973   -135,22   -1,90%
  • KOMPAS100 1.041   -23,19   -2,18%
  • LQ45 818   -16,34   -1,96%
  • ISSI 212   -4,21   -1,95%
  • IDX30 417   -8,89   -2,09%
  • IDXHIDIV20 504   -9,79   -1,91%
  • IDX80 119   -2,67   -2,20%
  • IDXV30 124   -2,47   -1,95%
  • IDXQ30 139   -2,58   -1,82%

Berikut Saham-Saham Pilihan Analis pada Perdagangan Bulan September 2023


Senin, 04 September 2023 / 04:35 WIB
Berikut Saham-Saham Pilihan Analis pada Perdagangan Bulan September 2023


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mengawali bulan September 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di area 6.977,65 usai menguat 0,35% pada Jumat (1/9). Setelah sempat merangkak ke level 7.000 di akhir Agustus, akan kah IHSG kembali melaju di bulan ini?

Secara historis, pergerakan IHSG tidak begitu seirama dengan "September Ceria". Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengamati sejak tahun 2012 - 2022, IHSG hanya mencatatkan return positif sebanyak lima kali di bulan September.

Sisanya, enam kali IHSG mencetak return negatif. Bahkan sejak tahun 2018, IHSG hanya menguat satu kali pada bulan September, yakni ketika 2021. Kala itu IHSG melejit 2,22%. Sedangkan pada September tahun lalu, IHSG merosot 1,92%.

Baca Juga: Semen Indonesia (SIG) Beberkan Keunggulan Beton Penopang Konstruksi LRT Jabodebek

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menambahkan, secara historis dalam 10 tahun terakhir, IHSG di bulan September cenderung mengalami koreksi dengan probabilitas 60% dan rata-rata return -1,32%. Ratih pun menyoroti katalis domestik dan global yang berpotensi memengeruhi laju IHSG September kali ini.

Pertama, pelaku pasar berpotensi mengambil langkah profit taking setelah IHSG menguat dalam tiga bulan beruntun sejak Juni hingga Agustus 2023.

Kedua, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini, Senin (4/9) akan memberlakukan kembali Auto Rejection Bawah (ARB) simetris.

"Dampaknya bisa terjadi fluktuasi harga saham yang signifikan, apalagi jika saham tersebut memiliki pembobotan cukup besar terhadap IHSG," kata Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (3/9).

Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Rp 2,10 Triliun Sepekan Ini, Cermati Saham yang Banyak Dilego

Ketiga, dari faktor global, pelaku pasar akan mencermati keputusan suku bunga The Fed pada Federal Open Market Committee (FOMC) 20 - 21 September mendatang.  Sejauh ini, suku bunga The Fed diproyeksikan tetap pada level 5,25% - 5,50%.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menimpali, The Fed masih berpotensi kembali mengerek suku bunga sebesar 25 basis points, meski data tenaga kerja Amerika Serikat membaik. Di sisi lain, Daniel sepakat pergerakan pasar saham akan lebih volatile saat ARB Simetris diberlakukan.

Daniel pun memperkirakan IHSG hanya akan sementara bercokol di atas level 7.000. "Untuk September 2023 ini, market akan lebih banyak mengalami tekanan dan aksi profit taking sehingga diperkirakan akan kembali melemah ke level 6.800 - 6.900," sebut Daniel.

Selain indikator dan kebijakan makro ekonomi - moneter, CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengingatkan perkembangan situasi politik akan turut membawa sentimen bagi pasar. Apalagi tenggat menjelang Pemilu dan Pilpres semakin dekat.

Baca Juga: Asing Masih Aksi Jual, IHSG Tetap Bullish dalam Sepekan

"Tidak ada kecenderungan kuat untuk mengatakan apakah menjadi "September Ceria" atau sebaliknya. Tentunya kondisi ekonomi global dan faktor-faktor internal akan mempengaruhi pergerakan pasar," tutur Guntur.

Di samping itu, Guntur turut mengingatkan pemberlakuan auto reject simetris dapat memengaruhi likuiditas pasar. Meski demikian, Guntur masih melihat peluang IHSG kembali menembus di atas 7.000 pada bulan September 2023.

Nico sepakat, IHSG berpotensi menembus ke atas 7.000, namun dengan laju yang tidak terlalu kencang.  Soal penerapan auto rejection simetris, Nico justru melihat dampaknya tidak akan terlampau signifikan bagi IHSG.

Sebab, dampak dari ARB simetris umumnya akan lebih terasa terhadap fluktuasi saham-saham lapis kedua dan ketiga yang secara bobot tidak terlalu besar. "Saham big cap lebih stabil. Kalau saham big cap terpapar ARB simetris, pasti ada isu negatif khusus di emiten tersebut," sebut Nico.

Baca Juga: Menguat 1,19% Sepekan, IHSG Bisa Menguji 7.000 Lagi di Pekan Depan

Momentum Koleksi Saham

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, secara historis bulan September bukan momentum yang bagus untuk mengharapkan rally. Pasalnya, gerak IHSG di bulan September justru cenderung bottoming atau melemah terbatas.

Setelah itu, biasanya IHSG baru mulai naik dari bulan Oktober dan dilanjutkan rally hingga akhir tahun. Oleh sebab itu, muncul istilah "September Slump". William memperkirakan IHSG September ini akan berada pada rentang support 6.784 dan resistance di 7.000 dan 7.100.

"Saya pribadi nggak meyakini September akan buruk bagi IHSG. Namun jika bottoming terjadi, maka investor bisa mulai koleksi saham di bulan ini supaya akhir tahun bisa panen," kata William.

Senada, Ratih mengatakan jika IHSG mengalami koreksi, maka momentum ini bisa menjadi peluang untuk akumulasi saham di saat harganya sedang terdiskon. Kalkulasi Ratih, IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam rentang 6.850 - 7.050 di bulan ini.

Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) Kembali Pasok Ayam Hidup dan Karkas Ayam ke Singapura

Secara teknikal, Ratih menyarankan trading plan untuk bulan September dengan mengoleksi saham PT Astra International Tbk (ASII) di area Rp 6.550, target pada resistance Rp 6.800 dan stoploss jika menembus level Rp 6.250.

Kemudian, buy saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada harga Rp 1.685, target resistance Rp 1.750 dan pertimbangkan cutloss jika break support Rp 1.640. Rekomendasi selanjutnya, buy PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di harga Rp 3.390, target di resistance Rp 3.600 dan stoploss jika break support Rp 3.140.

 

Sementara itu, Nico memprediksi IHSG bulan ini ada di rentang 6.925 - 7.030. Nico menyematkan rekomendasi buy untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Baca Juga: Berkah Hengkangnya Dana Asing dari China

Sedangkan Daniel menaksir IHSG akan bergerak di level support 6.830 dan resistance di 7.000. Pelaku pasar bisa mencermati saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), dan PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED).

Sementara itu, William menjagokan saham emiten yang punya bisnis energi terbarukan, minyak dan properti. Saham pilihannya adalah BRPT, PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×