kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut Rekomendasi Saham Indocement (INTP) yang Dibayangi Kenaikan Beban


Rabu, 15 Juni 2022 / 07:25 WIB
Berikut Rekomendasi Saham Indocement (INTP) yang Dibayangi Kenaikan Beban
ILUSTRASI.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal pertama 2022, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,6 triliun. 

Namun, laba bersih emiten semen ini mengalami penurunan sebesar 48% yoy menjadi Rp 182,5 miliar. Dari sisi volume penjualan, INTP sepanjang kuartal pertama 2022 juga mengalami penyusutan sebesar 3,4% secara yoy.

Analis NH Korindo Sekuritas Arief Marchus dalam risetnya pada 10 Juni menuliskan bahwa, salah satu penyebab tertekannya bottom line INTP adalah seiring dengan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 11,1%, yang sebagian besar dari kenaikan harga batubara pada periode tersebut. 

Baca Juga: Kinerja Keuangan Tertekan Lonjakan Harga Batubara, Begini Rekomendasi Saham INTP

Selain itu, kenaikan beban usaha sebesar 5,7% menjadi senilai Rp 776,9 miliar yang disebabkan kenaikan tinggi baik biaya transportasi maupun depresiasi juga menjadi salah satu faktor pendorongnya.

“Alhasil, ini menekan gross profit margin (GPM) milik INTP turun 500 bps menjadi 27,0%. Kami melihat upaya penggunaan bahan bakar alternatif dan LCV sejauh ini belum efektif menahan penurunan margin,” kata Arief dalam riset.

Sementara analis KB Valbury Sekuritas Budi Rustanto dalam risetnya pada 11 Mei meyakini kenaikan harga batubara dan minyak dunia, ditambah dengan penguatan dolar AS masih akan menekan margin INTP pada tahun ini.

Namun, ia melihat beban INTP akan sedikit berkurang seiring pemerintah juga telah berkomitmen dengan menjaga harga batubara domestik lewat kebijakan Domestic Market Obligation (DMO). 

Baca Juga: Indocement (INTP) dan Merdeka Copper (MDKA) Akan Buyback Saham, Apa Kata Analis?

Di satu sisi, INTP juga sudah menaikkan harga jual untuk semen bag maupun bulk sejak Maret 2022 sebagai upaya mengurangi beban tersebut. Apalagi, dengan efisiensi yang diterapkan manajemen INTP seperti program pengurangan biaya produksi, efisiensi manajemen kiln, hingga langkah transformasi digital. 

“Beberapa inisiasi transformasi digitalnya adalah dengan meluncurkan aplikasi TiroMax dan terlibat pada platform komunitas Masterumah.id. Selain itu, INTP juga terus berupaya melakukan optimalisasi supply chain,” imbuh Budi.

Pada tahun ini, Budi masih mempertahankan asumsi pertumbuhan konsumsi semen domestik sebesar 5% untuk tahun ini. Hal ini ditunjang oleh pemulihan pada pada sektor properti serta perkembangan pada sektor infrastruktur. Selain itu, dengan adanya proyek Ibu Kota Baru, maka akan menjadi katalis positif untuk INTP secara jangka panjang. 

Baca Juga: Periode Buyback Indocement (INTP) Dimulai Kembali 7 Juni hingga 6 September

Kendati begitu, dia mengantisipasi oversupply akan mencapai 50 juta ton pada tahun ini dengan utilization rate of 57,3%, yang akan berujung pada ketatnya persaingan di pasar domestik. 

Sementara Arief melihat sejauh ini penjualan semen bulk sudah mulai pulih yang bisa menjadi pertanda bagus ke depan. Hal ini tidak terlepas dari seiring dengan maraknya pengembangan area industri dan gencarnya pembangunan infrastruktur.

Pada tahun ini Arief memproyeksikan INTP bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 15,04 triliun atau naik 1,8% dari realisasi tahun 2021. Sedangkan untuk laba bersihnya akan mencapai Rp 1,91 triliun atau naik 6,7% dari realisasi tahun lalu.

Baik Arief dan Budi sama-sama merekomendasikan beli untuk saham INTP dengan target harga masing-masing Rp 12.700 dan Rp 12.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×