Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,66% ke level 6.758,79 pada Jumat (27/10).Senin ini (30/10), pergerakan IHSG diprediksi masih akan disetir sentimen global.
Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pada pekan lalu pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa faktor dari pasar global dan domestik.
Antara lain, pernyataan The Fed yang memberi sinyal hawkish. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan dengan kekuatan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang terus ketat, maka dapat membenarkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pernyataan ini membawa yield US treasury mencapai level 4,98%.
"Lalu, belum berakhirnya ketegangan antara Israel-Hamas, PMI Composite AS naik ke level 51, penjualan rumah baru di AS juga meningkat sebesar 12,3%, dan ekonomi AS tumbuh 4,9%," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).
Baca Juga: IHSG Menguat 0,66% ke 6.758 Pada Jumat (27/10), CPIN, INKP, MEDC Top Gainers LQ45
Adapun ekonomi AS pada kuartal ke III-2023 tumbuh 4,9% QoQ, tumbuh lebih tinggi dibandingkan consensus yang meproyeksikan tumbuh 4,3%. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi tempat tinggal dan utilitas, kesehatan, dan keuangan.
Selain itu, kinerja ekspor AS pun tumbuh 6,2%, rebound dari penurunan sebesar 9,2% pada kuartal II-2023.
Sementara sentimen yang datang dari domestik yaitu, kinerja APBN hingga September 2023 yang mencatat surplus Rp 67,7 triliun atau setara dengan 0,32% terhadap PDB.
Lalu terakhir, di bulan September 2023, M2 (uang beredar) Indonesia tumbuh 6% year on year (YoY), hal ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit yang tumbuh 8.7% YoY.
Cheril memperkirakan, IHSG pada Senin (30/10) akan bergerak direntang 6.720-6.780.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti salah satunya terkait kondisi geopolitik di Timur Tengah.
"Lalu, investor masih mencermati perkembangan ekonomi AS yang telah rilis di kuartal III-2023 yang cenderung membaik, investor juga masih mencermati akan kebijakan The Fed ke depannya yang masih bernada Hawkish untuk menurunkan inflasi ke angka 2%," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).
Terakhir, terkait pergerakan nilai tukar rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS.
Untuk pekan ini, Herditya memperkirakan IHSG masih rawan koreksi dengan support 6.711 dan resistance 6.824.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.772,8 di Akhir Sesi Pertama, Sektor Infrastruktur Melesat Tajam
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, sentimen penggerak IHSG masih datang dari global. Yaitu karena kenaikan yield obligasi AS yang menembus level di atas 5%, akibat dari rilis data ekonomi AS yang masih cukup solid.
"Sepekan ke depan, sentimennya masih akan seputar dari global, seperti rapat FOMC The Fed dan beberapa bank sentral seperti di Jepang yang diperkirakan masih akan bernada hawkish," kata Fajar kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).
Fajar merekomendasikan untuk mencermati saham-saham konsumer primer dan infrastruktur telekomunikasi.
Sementara Herditya merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 4.230-Rp 4.340 per saham.
Lalu, PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 28.000-Rp 29.350, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) dengan target harga Rp 454-Rp 480.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News