kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berharap hasil reksadana membaik


Selasa, 04 Agustus 2015 / 08:35 WIB
Berharap hasil reksadana membaik


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Untuk menjaga perolehan imbal hasil reksadana, sejumlah manajer investasi (MI) menyiasati racikan portofolio reksadana kelolaan mereka. Manajer investasi masih optimistis, kinerja reksadana akan membaik di semester II-2015.

Maklum kinerja reksadana selama Januari-Juli 2015 sesuai data Infovesta Utama, belum menggembirakan. Rata-rata kinerja reksadana saham minus 11,59% dan reksadana campuran minus 5,56% secara year to date (ytd). Hanya reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang kinerjanya positif masing 1,53% dan 3,63%.

Guna mengangkat imbal hasil reksadana, Senior Fund Manager PT BNI Asset Management Hanif Mantiq memaparkan, perusahaannya menjalankan beberapa strategi. Pertama, mengurangi porsi obligasi korporasi dan beralih ke obligasi pemerintah secara bertahap. "Obligasi pemerintah akan mencatat return lebih tinggi ketimbang obligasi korporasi," ungkapnya.

Kedua, memilih obligasi pemerintah seri acuan (benchmark) sehingga lebih likuid. Ketiga, memilih saham-saham bluechips yang lebih tangguh dalam menghadapi situasi perekonomian yang sulit. Sektor saham yang diutamakan adalah konsumer dan konstruksi.

"Sektor konsumer akan diuntungkan ketika harga komoditas tergerus," imbuh Hanif.

Sementara Edward P Lubis, Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management, mengatakan, pihaknya kini mengurangi porsi investasi saham menjadi 80%-85%. Sektor saham pilihan di antaranya adalah konsumer dan perbankan.

Di tengah harga komoditas yang rendah, Bahana menghindari saham sektor komoditi. Sedangkan reksadana yang beraset dasar pasar uang, porsi obligasi bertenor pendek dan menengah diperbesar. Dalam situasi saat ini, Hanif menyarankan, investor yang memiliki tujuan jangka panjang membeli produk reksadana saham untuk memanfaatkan harga yang sedang rendah.

Meskipun kinerja year to date masih minus, ia optimistis dalam beberapa tahun mendatang, masa depan reksadana masih cerah. Sementara, Edward bilang, mayoritas investor mengambil posisi hold agar tidak merealisasikan kerugian.

Ia menyarankan para investor agar berkaca kepada tujuan investasi masing-masing. Bagi yang kurang menyukai volatilitas, mereka dapat berinvestasi di reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Kalau ingin imbal hasil lebih tinggi tapi siap menanggung risiko, reksadana campuran jadi alternatif.

Sepanjang tahun ini, Edward memprediksi, return reksadana pasar uang sekitar 7,5%-8%. Return reksadana pendapatan tetap 8%-9%, dan reksadana campuran lebih dari 10%. Sedangkan kinerja reksadana saham diperkirakan masih minus. "Bisa positif kalau anggaran belanja pemerintah mulai jalan sehingga terjadi percepatan ekonomi," tutur Edward.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×