Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan market aset kripto dalam seminggu terakhir, bisa membuat wajah investor muram dan senyum dalam waktu yang berdekatan. Membuka awal pekan ini, market sempat menghijau, tapi tak lama kemudian anjlok dan menjelang akhir pekan kembali positif.
Dalam pantauan situs CoinMarketCap pada Jumat (3/6) pukul 18.00 WIB secara umum market kripto tertekan. Padahal pagi tadi, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar berada di zona hijau, namun kini kembali terdampar ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
Misalnya, Bitcoin (BTC) berhasil terkoreksi 0,51% dalam sehari terakhir dan kini berada di US$ 29.822,2. Sementara itu, nilai Ethereum (ETH) malah turun lebih dalam, yakni 3,16% ke US$ 1.764,23 di waktu yang sama.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, sempat menghijaunya market aset kripto menjelang akhir pekan ini mengikuti pergerakan yang terjadi di pasar saham. Laju kencang indeks saham AS berimbas pada market kripto yang kembali bergairah, sehingga investor percaya diri untuk melakukan aksi beli.
Baca Juga: Merosotnya Harga Gas Free Ethereum Jadi Kabar Baik Bagi Developer Blockhain
“Ada kecenderungan investor kini kembali tergugah masuk ke pasar aset berisiko. Hal ini sejalan dengan tren positif di pasar saham. Namun, ada kemungkinan ini tidak akan berlangsung lama. Market kripto belum memiliki sentimen yang kuat untuk reli kencang dalam waktu dekat,” kata Afid kepada Kontan.co.id, Jumat (3/6).
Lebih lanjut, Afid memperingatkan kinerja pasar kripto yang mulai stabil ini, bisa saja kembali berumur pendek. Sentimen pasar pun masih terpantau bearish akibat situasi makroekonomi yang tidak menentu. Investor masih dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi, kebijakan moneter agresif The Fed, dan inflasi yang meroket.
Pasalnya, dari sisi analisis teknikal, harga-harga aset kripto masih bergerak di rentang harga yang sangat pendek dan bahkan belum sukses menembus level resistance-nya. Seperti, Bitcoin harus menyentuh level $ 33.500 untuk memulai fase bullish-nya.
“Jika Bitcoin tidak mampu mempertahankan level saat ini atau kembali menembus harga di atas US$ 30.000, maka akan melanjutkan periode bearish-nya, di pemberhentian pertama di level US$ 28.630,” imbuh Afid.
Prediksi Bitcoin ke level $ 14.000
Kontributor CryptoQuant, Venturefounder, menyebutkan jika ditilik dari pola historis setelah siklus halving Bitcoin sebelumnya, maka harga terendah makro BTC saat ini berada di level $ 14.000-$ 21.000. Ia menganalisis bahwa kemungkinan level tersebut akan terbentuk di enam bulan ke depan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Menanjak, tapi Musim Dingin Kripto Masih Berlangsung
“Dalam 670 hari ke depan, BTC akan menyerah dalam 6 bulan ke depan dan mencapai titik terendah ($14-21k), kemudian memotong sekitar $28-40k di sebagian besar tahun 2023 dan berada di ~$40rb lagi setelah halving berikutnya (2024),” tulis Venturefounder di akun Twitternya.
Prediksi ini tentu bukan kabar baik bagi investor Bitcoin dan kripto secara umum, namun hal ini sangat mungkin untuk terjadi. Data menunjukkan jika setelah halving harga BTC memang akan mengalami penurunan.
Contoh, satu tahun setelah halving di 2017 Bitcoin raih ATH di kisaran angka $ 20.000, di Desember 2018 Bitcoin sempat turun ke US$ 3.100 dan baru berhasil pulih tujuh bulan sesudahnya ke angka US$ 13.800. Selanjutnya kembali turun ke harga US$ 3.600 di Maret 2020 saat pandemi COVID-19 menerjang dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News