Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) masih terus berlanjut. Secara teknikal, sejumlah indikator pun masih mengonfirmasi potensi tren bearish yang mengepung harga komoditas andalan Malaysia dan Indonesia ini.
Memang, mengutip laporan Malaysian Palm Oil Council, analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menyebut, terjadi peningkatan ekspor CPO Malaysia pada periode 1-20 September lalu. "Ekspor CPO Malaysia melonjak 79,2% menjadi 1,96 juta ton, lebih tinggi dari periode yang sama pada Agustus yang hanya 600.736 ton," Deddy merinci, Senin (24/9).
Deddy menilai, ekspor CPO Malaysia meningkat seiring dengan adanya penghapusan bea ekspor yang berlaku di Negeri Jiran tersebut hingga Oktober. Namun, toh, insentif tersebut belum ampuh membawa harga CPO melambung lebih tinggi.
Secara teknikal, Deddy melihat harga CPO saat ini masih bergulir di bawah garis Moving Average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Indikator MACD juga masih berada di area negatif sehingga memberi sinyal potensi pelemahan lanjutan pada harga CPO.
Begitu juga dengan indikator RSI yang berada di level 35 dengan potensi bearish. Hanya indikator Stochastic yang memberi sinyal rebound lantaran sudah berada di level 19 yang merupakan area oversold.
"Melihat kombinasi indikator teknikal dan fundamental saat ini, ada peluang besok harga CPO bisa kembali menguat. Soalnya, harga minyak mentah dunia juga masih stabil di atas US$ 70 per barel sehingga jadi katalis positif buat CPO," terang Deddy.
Kendati begitu, dalam jangka menengah hingga akhir tahun, Deddy ragu harga bisa menembus ke atas RM 2.300 per metrik ton.
Untuk besok, Selasa (25/9), ia memproyeksi harga CPO akan bergerak menguat di kisaran RM 2.150 - RM 2.190. Sepekan ke depan, prediksinya harga berada dalam rentang RM 2.120 - RM 2.230.
Sementara, Analis Monex Investindo Futures ahmad Yudiawan memprediksi harga CPO besok di level RM 2.130 - RM 2.165 per metrik ton. Adapun, hingga pekan selanjutnya, ia memperkirakan gerak harga berada dalm kisaran RM 2.130 - RM 2.180 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News