Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor poultry bakal kedatangan penantang baru. Hari ini menjadi hari terakhir masa penawaran awal sebelum penetapan harga pelaksanaan initial public offering (IPO) PT Widodo Makmur Unggas.
Secara valuasi, rentang harga Rp 142-Rp 200 per saham terbilang murah. Price to earning ratio (PER) harga penawaran Widodo Makmur antara 8,55 kali hingga 12,05 kali.
Itu berdasarkan hitungan sederhana dengan membandingkan perkiraan laba bersih Widodo Makmur tahun ini yang diperkirakan Rp 282 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 16,92 miliar saham setelah IPO.
Sedangkan valuasi berdasarkan tiga penjamin emisi WMU, CIMB Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas serta Samuel Sekuritas, PER 2021 diperkirakan antara 10,1 kali hingga 14,3 kali. Ini dengan mempertimbangkan nilai ekuitas Widodo Makmur tahun ini paling rendah Rp 2,71 triliun dan paling tinggi Rp 3,97 triliun.
Baca Juga: Incar Rp 1,18 triliun, Widodo Makmur Unggas tetapkan harga IPO di Rp 142 - Rp 200
Rata-rata valuasi dari ketiga penjamin emisi tersebut masih lebih rendah dibanding PER tiga pemain yang sudah lebih dulu listed. Namun, menurut analis Mirae Asset Sekuritas Emma Fauni, cerita manis sektor poultry tahun ini lebih menyentuh sisi upstream hingga midstream seperti ayam potong atau broiler.
Terlebih, pemerintah kembali melanjutkan program culling setelah melihat ada potensi surplus stok daging ayam potong 20% di atas permintaan. Pemerintah juga melihat ada potensi surplus 26% di atas permintaan sepanjang tahun ini. "Sedangkan bisnis Widodo Makmur sangat terkonsentrasi di bisnis downstream slaughterhouse," ujar Emma, Selasa (12/1).
Program culling terbukti efektif menjaga harga broiler. Sepanjang Desember, rata-rata harga 1 kilogram (kg) ayam di Pulau Jawa Rp 19.300, naik 10% secara tahunan dan 1,1% secara bulanan. "Itu menjadikan kuartal keempat menjadi kuartal terbaik pada 2020," kata Emma.
Sepanjang tahun lalu, culling dilakukan untuk parent stock dengan usia di atas 60 minggu. Namun, belum ada sinyal yang sama untuk usia culling tahun ini.
Baca Juga: PT Widodo Makmur Unggas Tbk Mengincar Penjualan Rp 4,3 Triliun Tahun Ini
Menurut analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano, hal tersebut berimplikasi pada kondisi oversupply yang masih akan berlanjut. Terlebih, impor bakal membuat suplai ayam usia sehari atawa day old chicken (DOC) akan membuat suplai DOC mencapai 3,7 miliar hingga akhir 2021.
"Padahal, permintaan diperkirakan hanya 3,2 juta ton daging tahun ini," terang Victor dalam riset 7 Januari. Kondisi ini mencerminkan surplus 0,8 juta ton daging ayam atau setara 26% lebih besar dari permintaan.
Kondisi tersebut yang membuat Victor memasang sikap netral untuk sektor poultry. Sementara, Emma mempertahankan sikap overweight untuk sektor ini.
Emma menambahkan, meskipun skala bisnis Widodo Makmur belum sebesar pemain lain, pertumbuhan laba bersihnya cukup agresif, dengan rata-rata 50% setiap tahun. "Ini menjadi nilai lebih," imbuhnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menyebut, Widodo Makmur memiliki prospek kinerja yang menarik. Valuasinya juga murah. Sehingga, IPO perusahaan berpeluang besar untuk laku di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News