kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Belum Capai Target, Penjualan ORI025 Lambat Dipengaruhi Faktor Pemilu


Rabu, 21 Februari 2024 / 18:14 WIB
Belum Capai Target, Penjualan ORI025 Lambat Dipengaruhi Faktor Pemilu
ILUSTRASI. Obligasi Negara Ritel ORI025.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 tidak begitu meriah. Pemilihan umum (pemilu) dianggap sebagai faktor yang menghambat minat berinvestasi ORI.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, pemesanan ORI025, baik tenor 3 tahun (ORI025T3) dan tenor 6 tahun (ORI025T6), terjual sebanyak Rp 22,53 triliun (76.698 frekuensi) per 21 Januari 2024 pukul 15.00 WIB. Ini artinya kuota penjualan ORI025 secara nasional mencapai sekitar 90,12% dari total Rp 25 triliun.

Secara rinci, total pemesanan untuk ORI025-T3 sebesar Rp 18,28 triliun dari kuota yang tersedia sebesar Rp 19 triliun. Sedangkan, pemesanan ORI025T6 tercatat sebesar Rp 4,25 triliun dari total kuota Rp 4,25 triliun.

Deni menyebut, minat investor lebih dominan pada seri tenor 3 tahun karena sudah lebih familiar dan sesuai dengan horizon jangka waktu investasi. Itu pula yang nampaknya melatarbelakangi adanya perubahan kuota penjualan tenor 3 tahun menjadi Rp 19 triliun dari Rp 15 triliun, serta tenor 6 tahun menjadi Rp 6 triliun dari sebelumnya Rp 10 triliun.

Adapun DJPPR mencatat penjualan OR025 baru meningkat tajam pada pekan terakhir penawaran. Dalam satu hari penjualan di pekan terakhir bisa mencapai Rp 2 triliun-Rp 3 triliun, sejak mulai ditawarkan pada 29 Januari 2024 – 22 Februari 2024.

“Ini memperkuat analisis sebelumnya bahwa sebagian investor wait and see menunggu selesainya masa pileg dan pilpres, selain adanya libur panjang selama masa penawaran ORI025,” jelas Deni kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).

Baca Juga: Ada Resesi, Ekonom Sarankan Pemerintah Tunda Penerbitan Global Bond

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengamini lesunya penjualan ORI025 seiring sikap wait and see investor terhadap pemilu. Jarak waktu setelah pelaksanaan pemilu pun cukup sempit, tidak sampai 10 hari, sehingga membuat penawaran ORI025 begitu rendah.

“Investor masih wait and see jelang pemilu, saat penawaran ORI025 dibuka,” ujar Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/2).

Sebagai perbandingan, ORI024 sebagai seri pendahulu mencatat penawaran total sebesar Rp 14,5 triliun. Meskipun nilai penjualan ORI024 lebih rendah ketimbang ORI025, namun ORI024 mengalami penambahan kuota penjualan seiring tinggnya minat investor.

Sementara itu, seri ORI023 mencatat total penjualan sebesar Rp 28,90 triliun saat ditawarkan pada pertengahan tahun lalu. Nominal penjualan tersebut merupakan yang terbesar sejak penerbitan Surat Utang Negara (SUN) Ritel.

Kendati demikian, Fikri optimistis penawaran SUN ritel ke depannya bakal lebih baik. Hal itu seiring faktor ketidakpastian telah berkurang salah satunya seperti sentimen pemilihan umum.

“Penawaran SBN ritel setelahnya masih akan positif. Penjualan diperkirakan bakal cukup tinggi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×